Menghidupkan Nilai-Nilai Ihsan dalam Kehidupan Sehari-hari
foto: cpgooddeeds
UM Surabaya

Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhamad Rofiq Muzakkir, menekankan pentingnya menerapkan etika al-ihsan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal itu disampaikan Dalam khutbah Jumat di Masjid KH Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada Jumat (20/12/2024).

Rofiq menyampaikan bahwa al-ihsan merupakan salah satu etos utama yang banyak ditekankan dalam Al-Qur’an dan Sunnah.

“Ihsan secara bahasa berarti berbuat baik atau membuat sesuatu menjadi baik. Kata ini berasal dari isim yang berarti perbuatan baik, dan pelakunya disebut muhsin.

Bahkan, Allah menggunakan kata ahsanu ‘amala dalam Surah Al-Mulk untuk menunjukkan amal terbaik,” jelasnya.

Dalam khutbahnya, Rofiq menguraikan bahwa Ihsan bukan hanya akhlak pokok dalam Islam, tetapi juga mencakup hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia, makhluk lain, bahkan dengan diri sendiri.

“Etika ini disebutkan berkali-kali dalam Al-Qur’an dengan berbagai bentuk, seperti perintah, kata kerja, hingga bentuk superlatif,” ujarnya, merujuk pada Surah Al-Qashash ayat 77 yang berbunyi, “Wa ahsin kama ahsanallahu ilaik” (Berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu).

Lebih lanjut, beliau menguraikan makna al-ihsan. Yang pertama, Ihsan adalah melakukan sesuatu lebih dari yang diwajibkan.

“Jika adil adalah meletakkan sesuatu sesuai porsinya, maka Ihsan melampaui itu. Dalam Surah An-Nahl ayat 90, Allah memerintahkan untuk berlaku adil dan Ihsan. Sebagai contoh, Nabi Muhammad membayar utang dengan lebih baik dari jumlah yang dipinjam,” paparnya.

Makna kedua Ihsan adalah akhlak karimah. Ia mencontohkan Nabi Yusuf yang digambarkan sebagai muhsin dalam berbagai fase hidupnya, baik saat di penjara maupun ketika menjadi penguasa.

“Akhlak Nabi Yusuf tetap mulia, meski ia mengalami jatuh bangun kehidupan,” tambahnya.

Makna ketiga adalah rahmah atau kasih sayang kepada semua makhluk. Ia menyoroti contoh Nabi Muhammad yang menunjukkan kasih sayang bahkan kepada binatang.

Dalam satu riwayat, Rasulullah mengusap unta yang kurus kering dan mendengarkan keluhan hewan tersebut, kemudian menegur pemiliknya untuk memperlakukannya dengan baik.

“Apakah engkau tidak takut kepada Allah atas hewan yang Allah titipkan kepadamu?” ujar Rofiq, mengutip sabda Nabi Muhammad.

Melalui khutbah ini, Muhamad Rofiq Muzakkir mengajak jamaah untuk menjadikan Ihsan sebagai etos yang melekat dalam kehidupan.

“Pesan Rasulullah jelas, Innallaha katabal ihsana ‘ala kulli syai’ (Allah telah mewajibkan Ihsan dalam segala hal). Oleh karena itu, kita perlu menjadikan Ihsan sebagai mentalitas yang mencakup semua aspek kehidupan, baik ibadah, muamalah, maupun interaksi sosial,” tandasnya.

Khutbah ini diakhiri dengan doa agar umat Islam dapat menjalankan nilai-nilai Ihsan dalam kehidupan mereka, demi mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini