Memuliakan Ibu
UM Surabaya

*)Oleh: Ridwan Manan
Pengajar Pondok Pesantren Al Fattah Sidoarjo

Ibumu, ibumu, ibumu lalu ayahmu,

Abu Hurairah meriwayatkan,

Ketika seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah, ” Wahai Rasulullah siapakah yang lebih berhak untuk aku perlakukan dengan baik?” Rasulullah bersabda, “ibumu”. Laki-laki tersebut bertanya lagi, lalu siapa lagi, Rasulullah menjawab kembali,”ibumu”, lalu siapa lagi? tanya lagi laki-laki tersebut “ibumu” lalu ayahmu jawab Rasulullah (HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud, Tirmidzi)

Rasulullah pernah melarang sahabat berangkat berjihad, padahal jihad perkara yang mulia.
Suatu saat Jahimah bin al Abbas bin Mirdas datang meminta pendapat Rasulullah untuk ikut berjihad. “Apakah aku boleh ikut berjihad ya Rasulullah?” “Kamu masih punya ibu atau tidak?” tanya Rasulullah . “Iya, saya masih punya ibu ya Rasul,” jawab Jahimah. “Ya sudah, kalau begitu, kamu urus dan muliakan saja ibumu. Surga itu berada di bawah kedua telapak kakinya,” Rasulullah menganjurkan pada Jahimah untuk merawat ibunya.

Kisah tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Ibnu Hajar Asqolany berpendapat bahwa merawat ibu atau kedua orang tua adalah hukumnya fardu ‘ain sedangkan jihad hukumnya fardu kifayah apabila kaum muslimin sudah ada yang berangkat jihad.
Rasulullah sangat memulyakan ibu melebihi kedudukan ayah.

Kedudukan Ibu Dalam Islam

Islam sangat memuliakan posisi ibu dibanding ayah. Dalam Al Quran kata “Ummu” (ibu) disebutkan oleh Allah empat kali, Qs. Luqman ayat 14

وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسٰنَ بِوَالِدَيۡهِ​ۚ حَمَلَتۡهُ اُمُّهٗ وَهۡنًا عَلٰى وَهۡنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِىۡ عَامَيۡنِ اَنِ اشۡكُرۡ لِىۡ وَلِـوَالِدَيۡكَؕ اِلَىَّ الۡمَصِيۡرُ‏

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu”.

Dalam ayat yang lain
Qs. An Nur 61, Qs.Qasas 13, Qs. Al Ahqaf 15. Dan kata “walidaty” (ibuku) dalam surat Maryam 32

Berdasarkan ayat dan hadis di atas, dapat dipahami bahwa sosok ibu memiliki kedudukan yang tinggi. Posisi ibu dalam Islam lebih didahulukan dari ayah. Sebab menjadi ibu bukanlah hal yang mudah. Mengandung selama sembilan bulan, melahirkan dengan darah dan nyawa taruhannya, menyusui selama dua tahun, merawat dan mengajarkan ilmu tutur kata dan ilmu kehidupan kepada sang anak hingga usia dewasa.

Setinggi dan semulia apapun kedudukan status sosial sang anak semuanya dari rahim ibu. Allah titipkan melalui rahim ibu dan dilahirkan melalui pintu rahimnya, tidak pantas anak menyombangkan diri. Allah murka dan digolongkan dosa besar apabila duhaka pada orangtua. Jangankan membantah berkata “ah” dilarang oleh Allah. Menjadi kewajiban sang anak berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama ibu. Memuliakan ibu tidak mengenal hari, tanggal dan tahun, setiap waktu diperintahkan memuliakan orang tua, khususnya ibu. (*)

*) LP2M Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini