Kematian sebagai Panggilan untuk Hidup yang Lebih Baik
foto: shutterstock
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“Maybe today we are still here, but not necessarily tomorrow. Then live this life right”.
(Mungkin hari ini kita masih di sini, tapi besok belum tentu. Maka jalanilah hidup ini dengan benar)

Kematian adalah sebuah keniscayaan. Namun, bagi seorang mukmin yang cerdas, kematian bukan sekadar akhir, melainkan awal dari kehidupan yang abadi.

Kematian adalah ujian terakhir, sekaligus peluang emas untuk meraih surga. Rasullullah saw bersabda:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».

“Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah saw, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah No. 4259)

Hadis di atas menjelaskan bahwa hanya orang-orang cerdas cendekialah yang banyak mengingat mati dan menyiapkan bekal untuk mati.

Imam al-Qurthubi berkata, Siapa yang banyak mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara: (1) bersegera untuk bertobat, (2) hati merasa cukup, dan (3) giat/semangat dalam beribadah.

Sebaliknya, siapa yang melupakan mati, ia akan dihukum dengan tiga perkara: (1) menunda tobat, (2) tidak ridha dengan perasaan cukup, dan (3) malas dalam beribadah.

Hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Akan datang masanya kita berpisah dengan dunia berikut isinya. Perpisahan itu terjadi saat kematian menjemput, tanpa ada seorang pun yang dapat menghindar darinya. Allâh SWT berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Qs. Al-Anbiya:35)

Pada ayat ini menjelaskan bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan kematian dan dalam kehidupan di dunia.

Allah menguji kepada manusia dengan berbagai ujian baik berupa kenikmatan, kelapangan rezeki, mudah menjalankan ketaatan maupun berupa musibah yang menyengsarakan seperti sakit, kekurangan harta benda, kematian dan lainnya.

Hal ini bertujuan agar manusia termotivasi dan selalu berusaha menjadi manusia terbaik dalam kebaikan, terpuji akhlaknya, paling banyak amalnya, dirinya termasuk orang yang syukur atau kufur karena pada prinsipnya kehidupan dunia ini ibarat sebuah kompetisi yang akan dicari para pemenangnya.

Kematian datang tidak mengenal waktu, usia dan keadaan, karena itu manusia harus selalu siap dan mempersiapkan diri menghadapi kematian ini. Allah SWT berfirman:

أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,” (Qs. An-nisa:78)

Ayat di atas secara jelas menerangkan tentang bagaimana seharusnya seorang muslim menjalani hidupnya di dunia, di mana pun kita berada kematian pasti akan menjemput kita meskipun berada di dalam bangunan yang tinggi lagi kokoh.

Marilah kita jadikan dunia hanya sebagai perantara untuk menuju kehidupan yang lebih baik lagi di akhirat kelak yaitu dengan mempersiapkan iman dan amal sholeh sebelum kematian mendatangi kita.

Perlu kita sadari bahwa kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang abadi dan pada hakikatnya makin hari kita makin menjauh dari alam dunia untuk menuju alam akhirat, hanya orang-orang yang cerdas lah yang paling baik persiapannya.

Maka Keyakinan ini harus ditanamkan sejak dini agar manusia bisa mempersiapkan diri akan datangnya hari kematian, karena cukuplah dengan kematian sebagai pengetuk hati dan pemutus seluruh kenikmatan di dunia ini.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini