Hal ini terjadi ketika Allah sebagai Tuhan disandarkan pada seorang hamba/manusia yang dipandang sebagai tuhan.
Hal ini sebagaimana disandarkan pada Isa bin Maryam yang dipandang sebagai tuhan. Al-Qur’an mengabadikan hal ini sebagaimana firman-Nya :
لَقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَ ۖ وَقَالَ ٱلۡمَسِيحُ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمۡ ۖ إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putra Maryam”, padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani Isra’il, sembahlah Allah Tuhan-ku dan Tuhan-mu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Mā’idah :72)
Manusia dan Kecenderungan
Manusia memiliki tabiat yang umum, di aantaranya makan, minum, mengantuk, tidur, punya menikah, dan memiliki keturunan.
Tidak mungkin Tuhan memiliki karakteristik yang melekat pada diri manusia. Ketika menjadikan Isa dan Ibunya, dipandang sebagai bagian dari tuhan, merupakan contoh.
Mereka berdua memiliki karakter alamiah sebagai manusia yang membutuhkan makan. Hal ini ditunjukkan dengan penjelasan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
مَّا ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَ إِلَّا رَسُولٞ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِ ٱلرُّسُلُ وَأُمُّهُۥ صِدِّيقَةٞ ۖ كَانَا يَأۡكُلَانِ ٱلطَّعَامَ ۗ ٱنظُرۡ كَيۡفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ ٱلۡأٓيَٰتِ ثُمَّ ٱنظُرۡ أَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ
“Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).” (QS. Al-Mā’idah :75)
Allah memastikan dengan sungguh-sungguh bahwa orang-orang yang mengatakan Isa sebagai Tuhan maka akan dimasukkan ke dalam neraka.
Padahal beliau dilahirkan dari seorang ibu. Ibunya sebagai orang yang melahirkan dan membutuhkan makan merupakan contoh manusia.
Kalau Isa dan ibunya dipandang sebagai tuhan, tentunya tidak akan makan dan minum atau melahirkan atau dilahirkan.
Sedemikian besarnya perkara ini, maka Allah memvonis kafir terhadap manusia yang berkeyakinan Isa sebagai Tuhan.