Meskipun itu menyebabkan ketegangan, beberapa orang yang bijaksana memahami bahwa itu adalah haknya untuk menjalankan keyakinannya.
Inilah esensi dari toleransi: menghormati perbedaan keyakinan tanpa memaksakan pandangan kita kepada orang lain.
Di dunia yang semakin multikultural ini, penting bagi kita untuk hidup berdampingan tanpa melupakan prinsip iman kita.
Jika ada orang yang percaya bahwa mereka tidak seharusnya berpartisipasi dalam perayaan Natal, itu adalah hak mereka. Jika ada yang percaya sebaliknya, itu juga hak mereka.
Tapi tidak seorang pun boleh memaksakan keyakinannya pada orang lain.
Toleransi tidak berarti kita harus menyerah pada prinsip iman kita.
Sebaliknya, itu berarti kita menghormati keyakinan orang lain sambil tetap berpegang teguh pada keyakinan kita sendiri.
Misalnya, seorang Muslim tidak akan menyajikan daging babi kepada seorang teman Muslim lainnya, sama seperti kita tidak menawarkan daging sapi kepada teman Hindu karena itu bisa menghina keyakinan mereka.
Dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai agama dan budaya, seperti di Indonesia, penting bagi semua orang untuk saling menghormati.
Pegawai negeri dari berbagai latar belakang agama dan budaya melayani bangsa bersama-sama.
Inilah yang mencerminkan toleransi sejati dan kontribusi kolektif terhadap pembangunan negara. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News