*Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“Life is short. If we want to learn to be humble, life will be much more meaningful”
“(Hidup itu singkat. Jika kita mau belajar rendah hati, hidup akan jauh lebih berarti)”
Sombong adalah sikap memandang diri sendiri lebih tinggi atau lebih hebat dibandingkan dengan orang lain. Allah Swt berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.” (Qs. Al-Hujurat:11)
Dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan seorang muslim untuk tidak mengolok-olok sesamanya, karena bisa jadi orang yang diperolok-olok itu lebih baik dibandingkan yang mengolok-olok.
Sombong adalah sikap yang sangat tercela dan harus dihindari, Adapun ciri-ciri orang sombong yaitu : 1. Merasa diri lebih baik dari orang lain, 2. Suka merendahkan orang lain, 3. Sulit menerima nasihat orang lain, 4. Tidak merasa bahwa dirinya juga punya kekurangan, 5. Masa bodoh dengan lingkungan sekitar.
Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia. Orang yang sombong cenderung memandang remeh orang lain.
Adapun orang yang memiliki sifat sombong tidak akan masuk surga meskipun sekecil biji. Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya :
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)
An Nawawi berkata, Hadis ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sombong berarti menghargai diri sendiri secara berlebihan, congkak, dan pongah. Sombong merupakan sifat tercela yang menunjukkan keangkuhan diri seseorang terhadap orang lain.
Kebalikan dari sikap sombong adalah sikap tawaduk (rendah hati). Sikap inilah yang merupakan sikap terpuji, yang merupakan salah satu sifat ‘ibaadur Rahman yang Allah terangkan dalam firman-Nya,
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Artinya:
“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati (tawadhu’) dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqan: 63)
Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda,
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain” (HR Muslim no. 2865)
Sikap tawaduk inilah yang akan mengangkat derajat seorang hamba, sebagaimana Allah SWT berfirman,
دَرَجَاتٍ الْعِلْمَ أُوتُوا وَالَّذِينَ مِنكُمْ آمَنُوا الَّذِينَ اللَّهُ يَرْفَعِ
Artinya:
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.(QS. Al Mujadilah: 11)
Sikap tawaduk merupakan salah satu ajaran yang sangat dihargai dalam Islam. Tawaduk mengajarkan kita untuk mengakui bahwa segala kelebihan yang kita miliki berasal dari Allah SWT, dan kita seharusnya tidak membanggakan diri atau merendahkan orang lain. Kebalikannya adalah sikap sombong yaitu menolak kebenaran dan rendahkan manusia.
Dengan sikap tawaduk dan menghindari kesombongan, kita dapat memperoleh berbagai manfaat positif dalam kehidupan kita. Sikap rendah hati membantu kita membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia, menciptakan lingkungan yang harmonis, dan mendorong saling pengertian serta kerjasama. Selain itu, sikap ini juga memperkuat ikatan kita dengan Allah SWT, karena Allah menyayangi hamba-Nya yang rendah hati.
Mari kita saling mengingatkan tentang pentingnya sikap tawaduk dan menghindari kesombongan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam interaksi dengan sesama, berbisnis, dan menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Dengan mempraktikkan sikap ini, kita dapat mencapai kedamaian dan kesuksesan sejati yang diberkahi oleh Allah SWT.
Semoga bermanfaat.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News