KH Nadjih Ihsan, mubaligh senior Muhammadiyah, memberikan tanggapan terkait sorotan terhadap ulama yang kerap terjadi.
Dia menegaskan pentingnya para mubaligh memperbaiki metode dakwah, baik secara lisan maupun tulisan, agar pesan keagamaan lebih efektif diterima oleh masyarakat.
Mengutip Surat Thaha ayat 44, Kiai Nadjih, begitu dia karib disapa, menyampaikan, “Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”
Menurutnya, ayat tersebut menjadi pedoman penting bagi para dai untuk selalu mengedepankan kelembutan dalam berdakwah, meskipun menghadapi pihak yang berseberangan.
“Dalam dakwah, kita harus pandai menyesuaikan pendekatan. Kadang perlu mengambil jarak, kadang mendekat. Namun, kelembutan tetap menjadi kunci,” ujar KH Nadjih saat mengikuti Diskusi Majelistabligh.id bertajuk “Etika Dakwah dalam Menyampaikan Pesan Islam” yang digelar di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV/1, Surabaya, Jumat (27/12/2024) sore.
Kegiatan yang menjadi agenda portal resmi PWM Jawa Timur itu menghadirkan dua narasumber, yakni Dr. M. Sholihin Fanani, M.PSDM (Wakil Ketua PWM Jawa Timur) dan Dr. Syamsul Ma’arif, M.PSDM (Wakil Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Timur).
Kiai Nadjih Ihsan mengusulkan dua pendekatan utama yang dapat dijadikan pedoman para mubaligh. Dua pendekatan ini diyakini sangat efektif dalam penyampaian pesan-pesan Islam.
Pertama, sebut Kiai Nadjih, Qoulan Laiyinan atau perkataan yang lembut. Pendekatan ini mengajarkan pentingnya kelembutan dalam berdialog, sebagaimana dicontohkan Nabi Musa saat berdakwah kepada Fir‘aun.
“Dengan berbicara lembut, para mubaligh dapat menciptakan suasana yang lebih kondusif untuk menyampaikan pesan agama,” katanya.
Kedua, Qoulan Balighan atau perkataan yang membekas. Selain lembut, pesan dakwah harus disampaikan dengan cara yang membekas di hati audiens.
“Untuk itu, mubaligh perlu menyesuaikan bahasa dan penyampaian sesuai dengan latar belakang pendengar agar pesan mudah diterima dan memberikan dampak yang mendalam,” tandasnya.
Kiai Nadjih berharap para mubaligh Muhammadiyah terus mengembangkan tema-tema dakwah yang relevan dan menyentuh kebutuhan masyarakat.
“Dengan kelembutan dan kebijaksanaan, dakwah tidak hanya menyampaikan ajaran agama, tetapi juga membangun persaudaraan dan memberikan manfaat nyata bagi umat,” pungkasnya. (wh)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News