Quantum Akhyar Institute menggelar Islamic International Conference bertema “The Importance of Religious Moderation and Food Security in Islam” di penghujung tahun 2024.
Konferensi ini menjadi ajang diskusi internasional tentang isu-isu penting dalam Islam, seperti moderasi beragama dan ketahanan pangan, serta dihadiri oleh tokoh-tokoh dari berbagai negara Islam, termasuk Mesir, Libya, Saudi Arabia, Yaman, dan Indonesia.
Acara diawali dengan pertemuan internal pada Jumat, 27 Desember 2024, bertempat di Gedung PP Muhammadiyah. Pertemuan tersebut menghadirkan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dan perwakilan dari Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) serta Majelis Tabligh dari 38 provinsi se-Indonesia. Diskusi ini membahas langkah strategis untuk menyukseskan agenda utama konferensi.
Puncak acara berlangsung pada Sabtu, 28 Desember 2024, di Hotel Grand Hyatt Jakarta. Konferensi ini menjadi forum kolaborasi antara berbagai organisasi Islam, seperti Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, perwakilan KMM Wilayah Muhammadiyah, dan peserta internasional.
Salah satu pembicara utama, Syeikh Dr. Abu Bakar dari Libya, menyoroti pentingnya moderasi dalam Islam.
Menurutnya, moderasi adalah jalan tengah yang mencerminkan keadilan, keseimbangan, dan harmoni antara hak ruhani dan jasmani.
“Moderasi adalah pesan perdamaian bagi dunia. Al-Qur’an menegaskan bahwa Allah SWT menciptakan umat Islam sebagai umat yang moderat, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 143,” ujar Syeikh Abu Bakar.
Ia juga menekankan bahwa moderasi mencakup aspek kehidupan yang luas, termasuk ketahanan pangan. Dalam Islam, ketahanan pangan adalah salah satu prinsip yang mendukung kesejahteraan umat.
Senada dengan itu, Syeikh Asy-Sya’rowi menyatakan, “Moderasi berarti menghindari berlebihan dan kekurangan, serta menciptakan kesempurnaan dengan memadukan hak-hak spiritual dan jasmani.”
Spesial Presidential Envoy for Economic and Banking, Setiawan Ichlas, juga hadir dalam konferensi tersebut. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan ulama dalam mendukung agenda moderasi beragama.
“Konferensi ini harus terus dilanjutkan. Saya akan menyampaikan kepada Presiden Prabowo agar kegiatan seperti ini terus difasilitasi untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan para ulama,” ungkapnya.
Konferensi ini menjadi momentum penting bagi umat Islam, tidak hanya untuk menguatkan nilai-nilai moderasi, tetapi juga untuk menjawab tantangan global seperti ketahanan pangan.
Melalui kolaborasi ulama, pemerintah, dan masyarakat internasional, diharapkan pesan Islam sebagai agama perdamaian dan keseimbangan semakin mengemuka di dunia. (fimas maulana)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News