*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“Don’t keep grieving over what happened, life is a cycle, face it with a smile.”
(Jangan terus-menerus bersedih atas apa yang menimpa, hidup adalah perputaran, hadapi dengan senyuman.)
Ketenangan batin, sebagaimana didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah keadaan jiwa yang tenang, damai, dan bebas dari pikiran negatif.
Kondisi ini memungkinkan seseorang merasa nyaman dengan dirinya sendiri dan lingkungannya. Allah SWT berfirman:
اَسَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْراً
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”(QS. Ath-Thalaq: 7)
Pada hakikatnya, penderitaan dalam hidup ini sering kali berasal dari pikiran kita sendiri. Kesulitan sebesar apa pun akan terasa lebih berat jika kita memilih untuk memikirkannya secara negatif.
Terserah pada diri kita sendiri untuk menentukan arah hidup ini. Jika kita memilih untuk terus memperumit pikiran, maka hidup pun akan terasa semakin sulit.
Sebaliknya, jika kita berusaha membuat hidup lebih sederhana dan lapang, segala sesuatu akan terasa lebih ringan.
Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikit pun, tetapi manusialah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.”(QS. Yunus: 44)
Kendalikan Suasana Hati
Kunci utama ketenangan batin adalah kemampuan mengendalikan suasana hati. Saat berinteraksi dengan sesama manusia, hindarilah mengingat-ingat kata-kata atau perbuatan mereka yang menyakitkan di masa lalu.
Ketika pikiran mulai tergelincir ke arah tersebut, cepatlah alihkan perhatian dengan mengenang segala kebaikan yang pernah mereka lakukan terhadap kita.
Ingatlah hanya hal-hal baik yang pernah terjadi, dan singkirkan dari memori segala keburukan yang mungkin pernah mereka lakukan.
Allah Maha Kuasa membolak-balikkan hati hamba-Nya. Kita akan terkejut melihat betapa cepatnya perubahan suasana hati setelah kita berusaha menggantikan pikiran buruk dengan pikiran baik.
Bertambah dewasa tidak cukup hanya dengan bertambahnya umur, ilmu, atau jabatan. Kedewasaan sejati tercermin dari kemampuan mengenali dan mengendalikan hati. Inilah kunci bagi terbukanya pintu ketenangan batin.
Semoga kita semua dapat meraih ketenangan batin dan menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News