Salah satu ikhtiar perempuan salihah adalah bukan hanya sekadar mencari seorang suami untuk dirinya saja.
Tapi, ia juga berusaha mencari calon seorang ayah yang shalih untuk menuntun dirinya dan anak-anaknya ke surga.
Karena semua lelaki bisa saja merangkai kata-kata mutiara, tapi tidak semua yang sanggup mengajarkan kalimat doa-doa.
Semua lelaki bisa saja memberikan bunga, tapi tidak semua yang sanggup berlelah kerja mencari yang halal.
Semua lelaki bisa saja memberikan cinta, tapi tidak semua yang sanggup mengajarkan pendidikan agama.
Maka ada banyak hal yang harus dipertimbangkan bagi seorang perempuan salihah untuk menerima lamaran dari seseorang.
Sebab, dia tidak hanya memprioritaskan tampang dan harta saja, namun ia juga memperhatikan bagaimana akidah dan agamanya calonnya.
Karena untuk apa wajah tampan dan memiliki harta, tapi jika tidak diiringi dengan kesalehan dan ketakwaan.
Sebab buruknya perilaku suami dapat berakibat buruknya pula bagi agama dan kehidupan rumah tangganya.
Karena suami adalah pemimpin dalam rumah tangga. Jika baik pemimpinnya, maka baik pula pengikutnya. Dan jika buruk pemimpinnya, maka bisa buruk pula pengikutnya.
Suami adalah nakhoda. Dan bahtera rumah tangga adalah lautannya. Sedang istri dan anak adalah penumpang kapalnya.
Maka, hendaklah seoarang wanita mencari nakhoda yang bukan hanya mampu mengendalikan kapalnya, namun juga yang mampu menunjukkan arah tujuannya agar ia tidak tersesat dalam pejalanannya.
Sehingga dapat berkumpul kembali di surga, bukan hanya sebatas pasangan dan bertemu di dunia saja.
Keinginan untuk dapat berkumpul kembali dengan pasangan di surga bukanlah harapan yang mustahil dicapai.
Bahkan kita dapat bersama-sama dengan anak keturunan kita, baik itu laki-laki dan perempuan selama mereka beragama Islam (mentauhidkan Allah -pen).
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
“Masuklah kalian dan pasangan kalian ke dalam surga, niscaya kalian dan pasangan kalian akan digembirakan (di dalam surga).” (QS. al-Dzukhruf:70)
Dan juga dalam firman Allah Ta’ala:
”Dan orang-orang beriman, berserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan. Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga) dan kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka.” (QS. Ath Thur: 21)
Surga adalah sebaik-baiknya tempat kembali dan tempat berkumpul. Maka, hendaknya mari kita jadikan rumah tangga dan keluarga kita sebagai sarana dalam ibadah dan ketakwaan.
Semoga, Allah Ta’ala kumpulkan kita kembali dengan pasangan dan anak cucu kita di surga. Aamiin. (*/tim)