Menjaga Kesalehan Keluarga
Ilustrasi: whyislam.org
UM Surabaya

Satu di antara doa dari Alquran yang kerap kita panjatkan adalah:

“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Furqan: 74)

Dan Allah Ta’ala berfirman:

Allah menganugerahkan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan menganugerahkan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki.” (QS Asy-Syura: 49)

Allah menjelaskan anak dengan kalimat hibah (pemberian), anugerah terindah yang tidak semua orang mendapatkan. Maka selayaknya kita yang dikaruniai anak untuk senantiasa bersyukur.

Berkata seorang penyair, “Yatim bukanlah anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya sehingga ia menjadi miskin.

Akan tetapi yatim yang sebenarnya ialah anak yang mendapati ibunya lalai dalam mendidik dan ayah sibuk dengan urusan.” (Tarbiyatul Aulad hal. 103-104)

Jangan jadikan anak-anak menjadi yatim padahal kita masih berada di sisi mereka.

Baik saat kesibukan hari kerja, apalagi kala libur akhir pekan menyapa. Hendaknya orang tua senantiasa memperhatikan yang halal dan haram.

Oleh karena itu, hiasilah diri dengan amal saleh. Carilah nafkah dari yang halal bukan yang haram.

Perbaguslah pakaianmu hingga engkau menengadahkan tanganmu untuk berdoa pada Allah dengan tangan yang suci, hati yang bersih.

Maka, niscaya jika engkau melakukan amal saleh semacam itu, Allah akan senantiasa mengabulkan permintaanmu ketika engkau berdoa untuk kesalehan anakmu.

Tentu dengan demikian Allah akan memperbaiki dan membuat saleh dan memberkahi mereka. Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman:

“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang- orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma’idah : 27)

Cobalah kita renungkan, bagaimana mungkin doa kita bisa diijabahi, sedangkan hasil usaha, makan dan minum yang kita peroleh berasal dari perbuatan menipu orang lain, korupsi, dan perbuatan maksiat lain atau mungkin dengan berbuat syirik!

Tidakkah kita merenungkan, bagaimana doa kita bisa diijabahi sedangkan pakaian kita saja berasal dari yang haram!

Sebaik-baik teladan adalah salafush sholeh terdahulu

Lihatlah saudaraku, para ayah dan ibu, perkataan orang saleh terdahulu. Semoga Allah senantiasa memberi petunjuk kepada kita untuk senantiasa beramal saleh.

Sebagian mereka berkata,

Ya Bunayya La’azidunna fi sholati min ajlika (Wahai anakku, sungguh aku menambah salatku karena untukmu).”

Sebagian ulama mengatakan, “Maksudnya adalah aku memperbanyak salat dan memperbanyak doa kepadamu, wahai anakku, dalam setiap salatku.”

Jika orang tua senantiasa merutinkan mentadaburi kitabullah, membaca surat Al-Baqarah, dan Surat Al Falaq-An Naas (Al Maw’idzatain), atau amalan lainnya, niscaya malaikat akan turun di rumah mereka tersebut karena sebab dihidupkannya bacaan kitab suci Alquran

Bahkan setan pun akan kabur dari rumah yang senantiasa dirutinkan amalan semacam ini.

Tidak diragukan lagi bahwasanya turunnya malaikat akan menghadirkan ketenangan dan mendatangkan rahmat.

Hal ini sudah barang tentu akan memberi pengaruh yang baik pada anak dan mereka niscaya akan mendapat keselamatan.

Ada pun hal ini sampai dilalaikan oleh orang tua, maka akan berakibat sebaliknya.

Setan malah akan senang menghampiri rumah tersebut karena rumah semacam ini tidak dihidupkan dengan zikir pada Allah.

Malah rumah ini dihiasi dengan berbagai gambar makhluk bernyawa, musik dan hal-hal yang terlarang lainnya.

Marilah kita selaku orang tua mengintrospeksi diri.

Hiasilah hari-hari kita dengan gemar mentadaburi kitabullah. Hiasilah rumah kita dengan lantunan ayat suci Alquran.

Hiasilah hari-hari kita dengan puasa sunah, salat sunah, salat malam dan amalan taat lainnya.

Jauhilah berbagai macam maksiat dan perbuatan-perbuatan terlarang yang memasuki rumah kita.

Semoga Allah senantiasa memberkahi pendengaran, penglihatan, istri dan anak-anak serta cucu dan menantu kita. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini