وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( بَيْنَ كُلِّ أذَانَيْنِ صَلاَةٌ ، بَيْنَ كُلِّ أذَانَيْنِ صَلاَةٌ ، بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ )) قَالَ فِي الثَّالِثةِ : (( لِمَنْ شَاءَ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .
المُرَادُ بِالأَذَانيْنِ : الأذَانُ ووَالإقَامَة
“Dari ‘Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Di antara setiap dua azan terdapat salat, di antara setiap dua azan terdapat salat, di antara setiap dua azan terdapat salat.”
Beliau berkata pada yang ketiga kalinya, “Bagi siapa yang ingin.” (HR. Bukhari, 627 dan Muslim, 838)
Yang dimaksud dua azan adalah azan dan ikamah. Iqamah bisa disebut juga dengan azan.
Selama belum ditegakkan ikamah untuk salat wajib, boleh mengerjakan salat sunah.
Apabila telah selesai dalam salat sunah, hendaknya memanjatkan doa ketika masih ada waktu, sembari menunggu ikamah dikumandangkan.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الدُّعَاءَ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ فَادْعُوا
“Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa antara azan dan ikamah, maka berdoalah (kala itu).” (HR. Ahmad)
Dari Anas bin Malik pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
“Doa yang tidak mungkin tertolak adalah ketika antara adzan dan ikamah” (H.R. At-Tirmidzi)
Jarak antara azan dan ikamah adalah sebagaimana hadis berikut:
اجعلْ بين أذانِك وإقامتِك نفَسًا ، قدرَ ما يقضي المعتصِرُ حاجتَه في مهَلٍ ، وقدْرَ ما يُفرِغُ الآكِلُ من طعامِه في مهَلٍ
“Jadikan (waktu) antara azan dan ikamahmu sesuai dengan orang yang tidak tergesa gesa dalam menunaikan hajatnya dan orang yang tidak tergesa gesa dalam menyelesaikan makannya.”
(Jarak antara adzan dan iqamah dapat diperkirakan kurang lebih antara 10-15 menit). (HR. Ahmad, Tirmidzi, dalam Silsilah Shahihah no. 887). (*)