Nasihat-nasihat adalah niat baik yang datang dari hati seorang muslim. Dengan niat baik ini, seseorang di luar sana bisa saja tergerak hatinya untuk bertobat dan kembali menyeru agama Allah.
Untuk itu, wajib hukumnya bagi seorang muslim memberikan nasihat kepada saudaranya.
Karena hidayah Allah bisa datang kapan saja kepada orang yang Dia kehendaki. Bisa jadi, dengan nasihat itu Allah mendatangkan hidayah-Nya.
Ada pun memberikan nasihat diibaratkan sebagai tindakan menutup cacat pada baju seseorang.
Ini sama halnya dengan menutup cela atau kekurangan yang terdapat pada dirinya.
Karena siapa yang menutupi cela orang lain, maka Allah akan menutupi celanya di dunia dan akhirat
“Aku menyampaikan amanat Rabbku, memberikan nasihat kepadamu dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al A’faf : 62)
Hati yang bersih adalah yang terbebas dari segala penyakit hati. Hati yang bersih dapat membuat amal ibadah yang dikerjakan dapat diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Hati yang bersih juga akan membawa manusia kepada ketenangan hidup dan kekhusyukan dalam beribadah.
Sebaliknya, hati yang kotor cenderung membawa manusia untuk berbuat menyimpang dan maksiat.
Hati yang bersih dapat membedakan antara hal baik dan buruk. Jika seseorang tidak mengetahui hal tersebut, berarti hatinya belum bersih dan belum terpuji.
“Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al Hajj : 46)
Seseorang tidak akan mendapatkan hasil dari amalnya, melainkan apa yang telah diniatkan.
Jika ia meniatkan untuk kebaikan niscaya akan memperoleh kebaikan dan jika meniatkan untuk kejelekan, maka akan memperoleh kejelekan
“Sesungguhnya segala amal tergantung pada niat dan sesungguhnya tiap tiap orang akan memperoleh balasan dari apa yang diniatkannya.”(HR. Bukhari). (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News