Rela Tempuh Jalan Menyimpang, Lupa Tujuan Akhir
foto: internationalbanker.com

Sebuah pertanyaan besar yang harus dijawab oleh kita manusia. Apa sebetulnya yang dicari oleh manusia di dunia ini? Terus, kita hidup untuk apa ?

Apakah manusia semata mata hanya untuk bekerja mengumpulkan harta sebanyak banyaknya, berumah tangga, dan bersenang senang dengan apa yang dimilikinya?

Ada juga yang bangga dengan pangkat dan jabatan, ingin dihormati orang. Banyak juga yang berkeluh kesah dengan kemiskinan.

Semua itu berakhir dengan maut!

Apakah setelah mati mereka akan hilang begitu saja seperti padamnya api.
Apakah mereka yang kurang beruntung dengan harta dalam kehidupan ini, jika dia mati, tetap dalam kesetiaan?

Kalau jawaban iya, apakah kehidupan manusia di dunia sia-sia belaka?

Selaku seorang muslim tentu tidak demikian, Allah berfirman:

“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. AZ Zalzalah: 7-8)

Kebaikan atau kejahatan akan dilihat oleh manusia ketika berada di akhirat. Berarti, manusia setelah mati bukanlah hilang begitu saja seperti air jatuh ke pasir.

Manusia akan selalu terus ada dan tidak akan pernah menghilang seperti hilangnya cahaya listrik saat arus terputus.

Manusia akan menjalankan kehidupan yang abadi di akhirat. Dengan demikian, jelaslah bahwa yang dituju oleh manusia adalah akhirat!

Mau atau tidak mau, cepat atau lambat, semua manusia akan menuju ke sana. Hanya saja waktu dan tempat kematian selalu dirahasiakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.” (QS. Thaha: 15)

“Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.” (QS. Al Isra’: 19)

Manusia yang selalu dikuasai hawa nafsu. Mereka berebut untuk memenuhi kehendak yang tidak akan pernah puas.

Kadang untuk mencapai suatu tujuan rela menempuh jalan menyimpang, dan sering lupa bahwa semua nya akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.

Kita yang menyadari semua itu, marilah berbuat yang terbaik untuk keselamatan dunia akhirat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini