Penggunaan kresek hitam sebagai bungkus daging kurban tidak disarankan. Kresek hitam tidak ramah lingkungan. Plastik jenis ini sulit terurai dan memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap ekosistem.
Selain itu, plastik kresek hitam juga diketahui dapat melepaskan senyawa beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Senyawa beracun ini dapat terlarut dalam makanan yang terbungkus dengan plastik tersebut dan berpotensi masuk ke dalam tubuh manusia saat dikonsumsi.
Sebagai alternatif yang lebih baik disarankan menggunakan besek sebagai pengganti kresek hitam.
Besek terbuat dari bahan alami, seperti bambu atau daun kelapa, dan dapat terurai secara alami dalam waktu yang relatif singkat.
Penggunaan besek dalam membungkus daging kurban memberikan solusi yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap alam.
Namun, jika besek dianggap mahal atau sulit ditemukan, penggunaan plastik bening dapat menjadi opsi lain.
Plastik bening biasanya lebih mudah didapat dan dapat memberikan perlindungan terhadap kontaminasi dan kerusakan pada daging kurban.
Meski pun plastik bening tetap merupakan bahan sintetis, namun lebih baik daripada kresek hitam karena lebih transparan dan cenderung memiliki risiko yang lebih rendah dalam hal pelepasan senyawa beracun.
Gunakan besek lebih baik tetapi kalau dinilai mahal, gunakan plastik bening.
Dalam menjalankan ibadah kurban, penting bagi kita untuk memperhatikan aspek lingkungan dan kesehatan.
Dengan memilih opsi bungkus yang ramah lingkungan dan mengurangi paparan senyawa beracun, kita dapat menjaga keseimbangan alam dan melindungi kesehatan kita sendiri serta orang lain yang akan mengonsumsi daging kurban. (*)
(Disampaikan Muhammad Mar’ie Sirajuddin dari Ahmad Dahlan Halal Center dan Program Studi Teknologi Pangan (PSTP) Universitas Ahmad Dahlan)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News