Jika Ingin Doamu Cepat Dikabulkan
foto: pexels.com/Thirdman
UM Surabaya

Tahukah kita bagaimana pengaruh makanan yang masuk dalam perut? Pengaruhnya amat sangat besar.

Makanan haram tentu saja dapat mendatangkan efek negatif bagi tubuh. Karena inilah kenapa sampai Allah dan Rasul-Nya melarang sesuatu. Di samping itu, dampak lain dapat dirasakan pula seperti sulitnya doa itu terkabul.

Sampai para ulama senantiasa mengingatkan pada kita supaya dapat memperbaiki makanan kita agar doa kita mudah diijabahi.

Makanan yang halal jika rajin dikonsumsi dapat sebagai penawar berbagai macam penyakit.

Pertama: Makanan haram mempengaruhi do’a

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik).

Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkanNya kepada para Rasul.”

Firman Allah SWT:

“Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dan Allah juga berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.”

“Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut dan berdebu.

Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa, “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.”

Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya?” (HR. Muslim 1015)

Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan pada Sa’ad: “Perbaikilah makananmu, maka doamu akan mustajab.” (HR. Thobroni dalam Ash Shoghir)

Ada yang bertanya kepada Sa’ad bin Abi Waqqosh, “Apa yang membuat doamu mudah dikabulkan dibanding para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lainnya?”

“Saya tidaklah memasukkan satu suapan ke dalam mulutku melainkan saya mengetahui dari manakah datangnya dan dari mana akan keluar,” jawab Sa’ad.

Dari Wahb bin Munabbih, ia berkata:

“Siapa yang bahagia doanya dikabulkan oleh Allah, maka perbaikilah makanannya.” (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini