Mengembalikan Ghirah Muhammadiyah sebagai Lokomotif Teologi Pembebasan
Antonius Widiyo Utomo

Perlu disadari bahwa Islam sebagai agama itu membebaskan. Walau pun sangat dimungkinkan banyak di antara kita sudah mulai pesimistis.

Dan salah persepsi tentang Islam dengan diam-diam merasakan jika agama adalah biang masalah, persoalan, serta sumber problematika kehidupan karena tidak sesuai realitas fakta perkembangan peradaban manusia.

Padahal, secara komplet melalui para utusannya (nabi dan rasul), agama diturunkan sebagai solusi sebagai petunjuk, sebagai penuntun dan sebagai pedoman bagi manusia untuk sangu urip (bekal hidup) dalam menjalankan pergelaran pentas kehidupan di dunia.

Di sisi lain, dengan dasar pemikirannya sendiri, banyak dari kita yang secara sok atau sombong alias kemlinthi merasa tengah atau telah berjuang untuk menegakkan agama.

Kenyataannya, justru agamalah yang sesungguhnya dihadirkan untuk menopang kehidupan kita supaya untuk tegak sebagai manusia yang berkehidupan di dunia. Baik sebagai khalifah atau bisa dikatakan mampu menjadi manusia yang sejati.

Sebagai hadiah hidayah dari Allah Swt terbesar agar kita tidak tersesat dalam melakoni berkehidupan muka bumi ini.

Bisa dinarasikan dengan kuat agama itu membebaskan tidak membelenggu. Justru agama memandu kita untuk bebas dari belenggu dunia.

Tidak bertolak belakang dengan seorang sufi, yaitu Ibnu Arrabi yang menegaskan bahwa agama membebaskan manusia dari belenggu hawa nafsu.

Mencandra teologi pembebasan Islam sebagai istilah popular atau biasa disebut sebagai ilmu kalam dalam kredo keberagaman kita.

Maka, sangat tepat bila didefinisikan dengan sederhana adalah keinginan untuk memahami keimanan, akan tetapi kemudian muncul kenapa ada dan terdapat Pelbagai mazhab yang berbeda.

Hal ini dikarenakan yang mencoba memahami serta cara menangkap kalam atau teologi ini adalah manusia.

Di mana pada dasarnya memiliki pemikiran dan tingkat kefahaman yang berbeda, sesuai dengan situasi, kondisi, toleransi, pandangan, jangkauan begitu pun tidak sama dimensi psikologis, sosial, ekonomi dan peradaban tempat lahir berkembang serta tinggalnya.

Sebagai catatan teologi atau kalam pemahaman tentang iman yang coraknya adalah pembebasan seperti dua sisi mata uang yang berlainan dengan teologi kebebasan yang berkutat kepada eksistensi diri bersifat pasif sedangkan teologi pembebasan bersifat aktif dan dinamis.

Istilah awal teologi pembebasan jika tidak salah menurut kesejarahannya muncul dari seorang Imam Dominikan, Profesor John Cardinal O’hara di Universitas Notre Dame bernama Gustavo Gutierrez yang menggunakan agama yang dianutnya sebagai pintu masuk kemunculan gerakan pembebasan kelompok miskin tertindas di Amerika Selatan.

Kemudian mencerna pemikiran Ir Asghar Ali atau karib disebut Asghar Ali Engineer. Dia seorang muslim yang lahir dalam sosio historis yang menegangkan.

Bisa disebut sebagai puncak kedahsyatan perebutan otoritas politik antara kelompok Hindu dan muslim yang tidak berkesudahan sampai hari ini akibat keberhasilan fragmentasi berdarah-darah yang dilakukan oleh Inggris sebagai penakluk India.

Yang pada akhirnya memunculkan negara Pakistan dengan mayoritas muslim pada 14 Agustus 1947, dua tahun kurang tiga hari dari kemerdekaan Indonesia dan terbentuknya negara India dengan mayoritas Hindu pada 15 Agustus 1947.

Saat itu, Asghar berumur 7 tahun. Pemikirannya tentang orang Islam atau muslim dipengaruhi oleh orang tuanya. Dia harus mau dan mampu hidup berdampingan dengan non muslim sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, sehingga tidak mau berpindah keluar dari India dan memilih menetap di India .

Tragedi ini juga yang membuat Mahatma Gandhi melakukan manuver gerakan politik melawan penjajahan Inggris, sekaligus sebagai misi perdamaian konflik antara Islam dengan Hindu dengan menjalankan puasa terus menerus selama 21 hari.

Hal ini bisa dijadikan pelajaran bahwa perjuangan tidak selamanya memerlukan kekerasan. Bahkan, jauh sebelum Mahatma Ghandi lahir, di dalam Islam juga ditunjukkan kepada kita kaum muslimin bahwa Rasulullah Muhammad secara keseluruhan, baik sifat dan perilaku, adalah suri teladan terbaik.

Dan, salah satu tujuan Nabi Muhammad saw diutus ke muka bumi adalah sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam.

Pun tidaklah salah mengingat falsafah Jawa untuk merasakan kondisi kebangsaan kita di negara kesatuan Republik Indonesia, yaitu “Eling lan Waspodo”.

Jangan sampai rakyat Indonesia dengan warga Muhammadiyah menjadi bagiannya, di mana mayoritas adalah umat muslim mengalami dan melakukan hal yang sama atas nama kepentingan duniawi (kekuasaan dan lain-lain).

Jangan sampai ada fragmentasi di tubuh Islam sendiri dengan mendikotomi kelompok atau membuat jarak dengan kelompok yang tidak sealiran pemikiran dengan kita.

Mengutip An-Nahl 125, “Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapatkan petunjuk.”

Perihal ini seirama dengan tujuan salat jamaah bahwa persatuan dalam shaf-shaf yang rapat lebih utama. Menukil intisari Ali-Imron 103 tentang instruksi persatuan ketimbang sekadar berdebat tanpa ujung dengan klaim kebenaran masing-masing yang berakhir perpecahan.

Muhammadiyah sebagai entitas yang eksis menasbihkan diri dalam perjuangan dakwah berkemajuan sudah sepatutnya merangkul kelompok mana saja.

Apalagi masih berjudul kelompok Islam untuk bersama sama berjalan bergandengan tangan guna berusaha melaksanakan intisari dari UUD 45.

Juga meniscayakan keharusan untuk mengambil peran penting perubahan bagi kejayaan negeri sebagai lokomotif purifikasi dari implementasi teologi pembebasan yang berkesesuaian dengan filsafat Pancasila dan Matan Keyakinan Cita cita Hidup Muhammadiyah (MKCH).

Yang bertujuan mewujudkan negara yang adil makmur dan diridai oleh Allah Swt sebagai baldatun thayibatun wa rabbun ghafur.(*)

*Antonius Widiyo Utomo, Anggota LHKP PWM Jawa Timur dan Sekretaris MHH PDM Kota Malang

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini