Empat Ketetapan Allah untuk Manusia
foto: ap photo/ivan sekretarev
UM Surabaya

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ قَالَ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ وَيُقَالُ لَهُ اكْتُبْ عَمَلَهُ وَرِزْقَهُ وَأَجَلَهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجَنَّةِ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَابُهُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Telah bercerita kepada kami (Al Hasan bin ar-Rabi’) telah bercerita kepada kami (Abu Al Ahwash) dari (Al A’masy) dari (Zaid bin Wahb) berkata (‘Abdullah) telah bercerita kepada kami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia adalah orang yang jujur lagi dibenarkan, bersabda:

“Sesungguhnya setiap orang dari kalian dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi ‘alaqah (zigot) selama itu pula kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging), selama itu pula kemudian Allah mengirim malaikat yang diperintahkan empat ketetapan dan dikatakan kepadanya, tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya lalu ditiupkan ruh kepadanya.

Dan sungguh seseorang dari kalian akan ada yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan surga kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan takdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni neraka dan ada juga seseorang yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan neraka kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan takdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni surga.” (HR. Bukhari 2969)

Apakah hal-hal yang telah ditentukan oleh Allah SWT bisa diubah atau tidak?

Rasulullah SAW bersabda:

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (من سره أن يبسط له في رزقه أو ينسأ له في آثره فليصل رحمه) رواه البخاري(

Dari Anas bin Malik R.A ia berkata, ”Saya mendengar Rasulullah bersabda: ”Barang siapa yang ingin di lancarkan rezekinya atau dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari)

Dari hadis ini bisa dipahami bahwa orang yang menyambung silaturrahmi akan Allah lancarkan rezekinya dan akan dipanjangkan umurnya. Artinya, rezeki dan umur bisa berubah dengan menyambung tali silaturahmi.

Secara sekilas kalau kita perhatikan hadis ini bertentangan dengan ayat-ayat Alquran dan hadis Rasulullah yang menjelaskan bahwa ajal, rezeki dan lainnya tidak bisa diubah, seperti firman Allah SWT:

فإذا جاء أجلهم لا يستأخرون ساعة ولا يستقدمون

Ayat ini dengan tegas menjelaskan bahwa tatkala ajal tiba maka tak seorang pun yang bisa mengundurkan untuk sesaat maupun mempercepatnya.

Sebenarnya, hadis dan ayat tersebut tidak bertentangan. Karena bisa mengambil titik temu antara keduanya. Dalam hal ini sedikitnya ada dua kemungkinan:

Pertama, maksud tambahan umur di dalam hadis tersebut dalam arti kinayah yang maksudnya berkah. Artinya, umurnya akan bertambah berkah karena ketaatan kepada Allah SWT termasuk di dalamnya menyambung silaturahmi.

Menyambung silaturahmi adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan orang yang menyambung silaturahmi namanya akan harum dan diingat orang lain meskipun ia telah meninggal dunia.

Kedua, mungkin juga maksud dari tambahan dalam hadis di atas adalah dalam arti yang sesungguhnya, artinya rezeki dan umurnya bertambah. Tetapi penambahan di sini dalam ruang lingkup pengetahuan malaikat.

Ada pun ayat di atas dalam ruang lingkup pengetahuan Allah. Jadi seakan-akan Allah berkata kepada malaikat:

”Umur si Fulan 100 tahun jika ia menyambung silaturahmi dan 60 tahun jika tidak menyambung silaturahmi. Padahal Allah telah mengetahui sebelumnya apakah si Fulan nanti menyambung silaturahmi atau tidak. (Fathu Al Baari juz 11 halaman 473).

Jadi, menurut hadis pertama, hadis Bukhari Nomor 2969 di atas empat ketetapan yaitu amal, rezeki, ajal, sengsara dan bahagia kita memang telah ditetapkan atau ditulis Allah.

Itu ditetapkan semenjak kita masih berada di dalam kandungan dan sebelum roh kita ditiupkan. Ketetapan tersebut tidak akan pernah berubah. Tetapi tidak ada yang tahu isi ketetapan tersebut.

Oleh karena itulah kita diperintahkan untuk terus berusaha, berdoa dan bertawakal kepada Allah dan ketetapan tersebut tetap berada pada Allah Subhanahu wata’ala.

Apa pun yang telah Allah ketahui dan tetapkan pada setiap manusia maka tidak akan pernah berubah, dan hanya Allah lah yang mengetahui apa yang telah terjadi dan yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi.

Dan dari beberapa hadis lain di atas juga disebutkan agar kita selalu menjaga silaturahmi maka akan memperpanjang umur kita. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini