Keyakinan Profetik dan Menguatnya Perlawanan Kaum Kafir

Ketika kaum muslimin berpegang teguh pada tauhid dan nilai-nilai profetik, maka perlawanan orang kafir semakin gigih dan kuat.

Perjalanan sejarah para sahabat nabi yang gigih dalam memegang kalimat tauhid, maka perlawanan kolektif orang kafir menguat dan mengeras.

Sumayyah mengalami penyiksaan hebat hingga terbunuh sebagai syahidah karena memegang teguh kalimat tauhid.

Demikian pula yang dialami Bilal bin Rabah ketika bersikukuh dalam memegang kalimat tauhid, maka siksaan yang dilakukan oleh majikannya, Umayyah Bin Khalaf sangat menyakitkan.

Dengan berpegang teguh pada kalimat itulah Islam berjaya dan menggetarkan serta mengecilkan hati orang-orang kafir.

Saat ini kaum muslimin banyak mengalami penghinaan karena lemah dalam memegang kalimat tauhid.

Summayyah dan Syahidah Pertama

Ketika kaum muslimin berpegang teguh pada agamanya, maka perlawanan yang dilakukan orang kafir semakin kuat.

Sumayyah binti Khayyat, ibu Ammar bin Yasir, merupakan sosok muslimah kokoh memegang teguh tauhid sekeras baja. Dia hanyalah seorang hamba sahaya yang sabar dan tekun dalam bekerja.

Dia bekerja pada Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah. Karena budi pekertinya baik baik membuat Abu Hudzaifah menikahkannya dengan saudara angkatnya, Yasir, seorang pria dari Yaman.

Hasil perkawinannya, lahirlah seorang laki-laki yang bernama Ammar. Ammar pun dibebaskan dari budak setelah Abu Hudzaifah meninggal. Keluarga itu pun dilindungi Bani Makhzum.

Sumayyah dan Yasir pun memasuki usia tua, dan pada saat itu mendengar seorang nabi yang membawa cahaya iman. Mereka pun percaya kepada apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad.

Ammar pun mendengar hal itu, dan langsung mendatangi Rasulullah di rumah Arqam ibnu Arqam hingga mendengar wahyu yang diajarkan oleh nabi. Ammar lalu bersyahadat.

Kabar itu pun disampaikan Ammar kepada Sumayyah dan Yasir. Kedua orang tuanya pun mengikuti jejak Ammar, dan bersyahadat. Mereka pun menyembunyikan keimanan merkea karena kebanyakan penduduk Quraisy menentangnya.

Menyembunyikan keimanannya tidak bisa bertahan lama karena diketahui oleh Bani Makhzum yang selama ini melindunginya. Kaum musyrikin pun memaksa dan menterornya agar kembali kepada keyakinan lama.

Orang-orang Quraisy pun semakin memperberat siksanya namun kegigihan imannya semakin menguat. Abu Jahal pun turun tangan untuk menyiksanya namun Sumayyah semakin berani dan menantangnya.

Merasa direndahkan maka Abu Jahal pun membunuh Sumayyah dengan menombak kemaluannya. Sumayyah puh meninggal sebagai syahidah pertama yang memegang teguh tauhidnya.

Keyakinan yang kokoh inilah yang menjelaskan bagaimana perlawanan para musuh Islam dari kalangan Ahlul Kitab yang memusuhi kaum muslimin yang memegang teguh kalimat tauhid.

Hal ini sebagaimana dipaparkan Alquran berikut:

قُلْ يٰۤـاَهْلَ الْـكِتٰبِ هَلْ تَـنْقِمُوْنَ مِنَّاۤ اِلَّاۤ اَنْ اٰمَنَّا بِا للّٰهِ وَمَاۤ اُنْزِلَ اِلَـيْنَا وَمَاۤ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلُ ۙ وَاَ نَّ اَكْثَرَكُمْ فٰسِقُوْنَ

“Katakanlah, “Wahai Ahli Kitab! Apakah kamu memandang kami salah hanya karena kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya? Sungguh, kebanyakan dari kamu adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Ma’idah : 59)

Menegakkan kalimat tauhid amat berat tantangannya, dan itulah yang dialami para rasul terdahulu, serta para sahabatnya yang berusaha kokoh dengan memegang teguh kalimat tauhid.

Bilal dan Penyiksaan

Bilal bin Rabah dilahirkan pasangan budak. Ibunya bernama Hamamah merupakan wanita budak berkulit hitam. Sebagai keturunan budak, Bilal mengikuti orang tuanya dan bekerja sebagai budak.

Begitu mendapatkan hidayah, Bilal memegang teguh kalimat tauhid dan menyembunyikan keislamannya. Namun keislamannya pun bocor, sehingga dia dipaksa untuk murtad.

Siksaan yang kejam dan bengis tidak membuat keyakinannya berubah. Bahkan semakin menguat. Bilal dijemur dalam keadaan telanjang dada di tengah padang pasir yang panas.

Namun keyakinannya semakin kokoh. Hal inilah yang membuat majikannya, Umayyah bin Khalaf naik pitam dengan menaikkan bobot siksanya.

Melihat hal itu, Abu Bakar tersentuh hatinya, hingga membebaskan Bilal dari perbudakan dengan membelinya dengan hartanya. Bilal pun menjadi pembela Islam yang tangguh hingga mengikuti berbagai peperangan bersama Nabi.

Nabi pun mengangkat derajat Bilal sebagai mu’adzin. Kegigihan dalam memegang teguh kalimat tauhid itulah yang mendatangkan pertolongan Allah.

Bukan hanya terbebas dari perbudakan, tetapi juga diangkat derajatnya hingga sejajar dengan para sahabat nabi lainnya.

Demikianlah permusuhan orang-orang kafir yang demikian gigih terhadap kaum muslimin yang memegang teguh kalimat tauhid. Hal ini juga dialami oleh para nabi dan rasul dahulu.

Mereka memegang teguh tauhid dan menyampaikannya kepada umatnya. Atas kegigihan itu, utusan Allah mengalami perlawanan. Sebagian didustakan, dan tidak sedikit di antara mereka yang dibunuh.

Hal ini ditegaskan Alquran sebagaimana firman-Nya:

لَقَدْ اَخَذْنَا مِيْثَا قَ بَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ وَاَ رْسَلْنَاۤ اِلَيْهِمْ رُسُلًا ۗ كُلَّمَا جَآءَهُمْ رَسُوْلٌ بِۢمَا لَا تَهْوٰۤى اَنْفُسُهُمْ ۙ فَرِيْقًا كَذَّبُوْا وَفَرِيْقًا يَّقْتُلُوْنَ

“Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap rasul datang kepada mereka dengan membawa apa yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, (maka) sebagian (dari rasul itu) mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.” (QS. Al-Ma’idah : 70)

Kegigihan dalam memegang teguh tauhid dan nilai profetik, berimplikasi pada perlawanan kolektif berupa cemooh, teror, ancaman hingga pembunuhan dari orang-orang kafir.

Apa yang dialami Sumayyah dan Bilal merupakan contoh bagaimana kaum muslimin yang berpegang teguh pada tauhid mengalami penghinaan. Namun Allah mengangkat derajat mereka, baik di dunia maupun di akhirat.

Sebaliknya kaum muslimin saat ini banyak yang meremehkan dan bahkan merendahkan nilai tauhid, sehingga terhinakan dan direndahkan orang-orang kafir di dunia.

Betapa banyak negeri-negeri mayoritas kaum muslimin yang terjajah dan menjadi santapan kaum yang memusuhi Islam, hingga penduduknya hidup dalam kesengsaraan dan penderitaan. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini