Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat (LP2 PP) Muhammadiyah mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang berlangsung dari Jumat hingga Sabtu (7-9/7/2023) di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan Yogyakarta.
Rakernas ini bertujuan untuk membahas tema “Revitalisasi Pesantren Muhammadiyah sebagai Pusat Kaderisasi Ulama untuk Dakwah Islam Berkemajuan”.
Dalam acara penutupan Rakernas, Ketua LP2 PP Muhammadiyah Maskuri, menyampaikan kegembiraannya atas perkembangan pesantren yang pesat di bawah naungan Muhammadiyah.
Saat ini, tercatat sekitar 440 pesantren yang tersebar di 27 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Dengan banyaknya aset wakaf yang dimiliki Muhammadiyah, jumlah pesantren ini diproyeksikan akan terus bertambah dalam beberapa tahun mendatang.
Namun, Maskuri juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pesantren Muhammadiyah, yaitu defisitnya tenaga pengajar.
Menurutnya, hal ini menjadi persoalan yang harus diselesaikan secara bersama-sama.
“Tantangan tidak ringan, masalah harus diselesaikan. Ada beberapa pesantren Muhammadiyah namun tidak ada SDM-nya. Maka ini persoalan yang harus kita atasi bersama,” ucapnya.
Maskuri menekankan pentingnya kriteria yang harus dimiliki oleh pimpinan pesantren Muhammadiyah, antara lain memiliki pemahaman yang baik terhadap Manhaj Muhammadiyah, punya kemampuan membaca turats, pengajaran yang sesuai dengan prinsip agama, memiliki wawasan wasathiyah, dan lain-lain.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pesantren Muhammadiyah, Maskuri menargetkan terbentuknya 1.000 ustaz yang akan memimpin pesantren-pesantren Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Rakernas ini diharapkan menjadi langkah awal dalam merevitalisasi pesantren Muhammadiyah sebagai pusat kaderisasi ulama untuk dakwah Islam yang berkemajuan.
Dengan adanya sinergi antara LP2 PP Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, dan para pengajar pesantren, diharapkan pesantren Muhammadiyah dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif dalam penguatan ajaran agama dan nilai-nilai keislaman di Indonesia. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News