Islam Melarang Diskriminasi terhadap Penyandang Disabilitas
UM Surabaya

Apa yang dimaksud dengan disabilitas? Seseorang yang berkebutuhan khusus sehingga tidak mampu beraktivitas secara normal.

Oleh karenanya, syariat Islam mencela dan bahkan melarang secara mutlak atas sikap diskriminasi seseorang atas penyandang disabilitas.

Hal itu sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

لَيْسَ عَلَى الْاَعْمٰى حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْاَعْرَجِ حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْمَرِيْضِ حَرَجٌ وَّلَا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَنْ تَأْكُلُوْا مِنْۢ بُيُوْتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اٰبَاۤىِٕكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اُمَّهٰتِكُمْ

“Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu, makan (bersama-sama mereka) di rumah kamu atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu.” (Qs. An Nur: 24 ayat 61)

Untuk itu, sesungguhnya sikap diskriminatif yang ditujukan kepada penyandang disabilitas itu termasuk perbuatan sombong dan akhlak buruk.

Dan tahukah kita, bahwa di balik keterbatasan seorang disabilitas menyimpan prestasi dan potensi yang besar?

Bukankah Surat ‘Abasa (Bermuka Masam), surat ke-80 dalam Alquran, diturunkan oleh Allah Ta’ala sebagai bentuk pujian Allah Ta’ala atas sikap sahabat Abdullah bin Ummi-Maktumya, seorang penyandang disabilitas tunanetra?

Suatu ketika, Abdullah bin Ummi-Maktum datang kepada Nabi saw. Dia menyatakan keinginan untuk masuk Islam. Namun karena sesuatu hal, Nabi saw tidak menghiraukannya. Nabi saw pun mendapat teguran dari Allah Ta’ala.

Setelah peristiwa turunnya Surat ‘Abasa, Nabi saw memberikan apresiasi kepada Abdullaah bin Ummi-Maktum sekaligus memuliakannya dengan sabdanya:

مَرْحَبًا بِمَنْ عَاتَبَنِي فِيهِ رَبِّي

“Selamat wahai orang yang karenanya aku telah diberi peringatan oleh Tuhanku.”

Maka, dari kedua dalil tersebut di atas, keberadaan orang yang berkebutuhan khusus haruslah diperlakukan secara ramah dan diterima dengan tulus tanpa diskriminasi dalam berkehidupan sosial.

Habibie dan Naja

Memiliki kekurangan terutama dari segi fisik, mungkin bagi sebagian orang adalah sesuatu yang tidak diharapkan. Padahal, belum tentu orang yang memiliki kekurangan fisik atau disability itu tidak akan sukses.

Perhatikanlah kisah sukses dari seorang disabilitas yang bernama Habibie Afsyah. Dia mengidap penyakit muscular dystrophu progressive tipe backer atau kelemahan pada otot otot organ tubuhnya sehingga ia harus mengenakan kursi roda sepanjang hidupnya.

Habibie Afsyah telah berhasil dan menerbitkan e-Book panduan sukses dari Amazon. Selain itu dia membuat situs jual beli properti seperti rumah101.com dan menjadi narasumber pada seminar inspirasi maupun online marketing. Serta menerbitkan buku Kelemahanku adalah Kekuatanku Untuk Sukses.

Demikian juga kisah sukses Naja, seorang hafiz cilik berumur 9 tahun asal Mataram, Nusa Tenggara Barat. Dia menderita celebral palsy atau kelumpuhan otak sejak lahir yang mana saraf motoriknya tidak dapat dikendalikan dan dia mengharuskan hari harinya duduk di atas kursi roda.

Di balik keterbatasannya itu, dia mampu menghafal 30 juz Alquran dalam waktu 10 bulan. Naja juga hafal akan artinya serta hafal nomor-nomor ayat dan halaman-halaman di dalam mushaf Alquran.

Dan, masih banyak lagi kisah sukses dari penyandang disabilitas yang menginspirasi kita. Wallahu ‘Alamu Bishawab. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini