10 Elemen Keluarga Muda Tangguh Nasyiatul Aisyiyah
Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah di Solo. foto: muhammadiyahsolo.com
UM Surabaya

Nasyiatul Aisyiyah mengajak perempuan-perempuan di Indonesia untuk menjadi perempuan yang tangguh. Nasyiatul Aisyiyah memaknai perempuan tangguh ini dengan 10 elemen.

Elemen pertama, kokoh akidah dan akhlakul karimah. Perempuan tangguh versi Nasyiatul Aisyiyah adalah perempuan yang memiliki pemahaman agama yang benar dan berlaku baik dalam kehidupan.

Dalam agama Islam, seseorang yang memiliki ketauhidan yang baik, maka akan tercermin dalam laku kehidupan sehari-hari. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Ikhlas, bahwa kita umat Islam harus meyakini bahwa Tuhan itu satu, yaitu Allah.

Dan Allah-lah yang mengatur segala sesuatu. Allah mengatur alam semesta, Allah mengatur turunnya Nabi dan Rasul hingga yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW bersabda, bahwasannya hadirnya beliau di muka bumi ini tiada lain untuk memperbaiki akhlak. Sehingga, keimanan kita kepada Allah akan mengantarkan kita pada akhlak mulia seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Elemen perempuan tangguh yg kedua adalah sehat jasmani, rohani, dan lingkungan. Nasyiatul Aisyiyah meyakini sebuah pepatah “di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat”.

Maka, Nasyiatul Aisyiyah senantiasa mengimbau para perempuan muda, khususnya kader Nasyiatul Aisyiyah untuk menjaga diri dengan melakukan gaya hidup sehat, dengan melakukan olahraga, makan makanan yang halalan thoyiban, membaca sebagai asupan nutrisi otak, bersosialisasi, dan bermasyarakat.

Menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar juga merupakan bentuk menjaga kesehatan jiwa karena hakikat manusia hidup salah satunya adalah bermasyarakat.

Lingkungan yang sehat juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketangguhan perempuan. Lingkungan ini terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan fisik, seperti kebersihan rumah dan sekelilingnya, serta lingkungan sosial seperti suasana yang terjadi.

Elemen ketiga adalah kemandirian. Perempuan tangguh adalah perempuan yang mandiri. Kemandirian identik dengan ekonomi atau finansial yang cukup establish.

Namun, lebih jauh dari itu, selain mendorong agar perempuan memiliki kemandirian dari sudut ekonomi, perempuan yang mandiri juga adalah perempuan yang memiliki prinsip dan nilai diri yang berlandaskan pada tuntunan agamanya.

Dengan demikian, perempuan diharapkan dapat berpikir jernih dalam menentukan keputusan dan tindakan atas kesadaran diri.

Elemen keempat adalah keadilan dengan semangat Al-Ma’un. Perempuan tangguh yang memiliki jiwa adil dengan semangat Al-Ma’un adalah perempuan yang mampu meletakkan kepentingan sosial di atas kepentingan pribadi dengan niat tulus ikhlas semata mata untuk mendapatkan rida Allah SWT.

Elemen kelima yaitu misi perdamaian. Perempuan tangguh yang memiliki misi perdamaian adalah perempuan yang senantiasa mengibarkan bendera perdamaian dimana pun dia berada.

Hadirnya dinanti bukan sebagai lawan, namun sebagai kawan. Narasinya dibangun untuk memberikan support antara satu dengan yang lain, bukan menghina ataupun menjatuhkan. Perbedaan disikapi dengan bijaksana dan persoalan diselesaikan dengan cara yang ma’ruf.

Elemen keenam adalah demokrasi. Perempuan tangguh adalah perempuan yang demokratis, memahami hak dan kewajibannya dengan baik, dan berlaku egaliter.

Tentunya hal ini bersandar pada hakikat hidup manusia yang sama di hadapan Allah, yang membedakan adalah ketakwaannya.

Elemen ketujuh adalah anti kekerasan. Perempuan tangguh yang anti kekerasan memiliki prinsip bahwa relasi hidup perlu dibangun secara partisipatoris, kesetaraan, mengedepankan dialog dalam menyelesaikan masalah serta mentradisikan saling berbuat baik.

Hal tersebut merupakan ikhtiar amar ma’ruf nahi munkar. Dengan ikhtiar tersebut, harapannya lambat laun kekerasan yang terjadi khususnya di Indonesia dapat terus berkurang.

Elemen yang kedelapan adalah kesetaraan akses. Perempuan tangguh yang memiliki spirit kesetaraan akses akan senantiasa berusaha untuk melakukan berbagai hal baik tanpa merisaukan jenis kelaminnya.

Salah satu contoh, yaitu dalam menuntut ilmu. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap manusia khususnya umat muslim.

Perempuan tangguh harus meyakini janji Allah bahwa Allah akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu. Sehingga senantiasa berupaya untuk ber-taqarrub kepada Nya dan senantiasa belajar/menuntut ilmu perlu menjadi semangat bagi setiap perempuan.

Elemen kesembilan adalah ramah lingkungan. Perempuan tangguh yang ramah lingkungan, yaitu perempuan yang senantiasa memelihara lingkungan fisik maupun non fisik sebagai sebuah entitas yang berpengaruh besar pada keberlanjutan semesta.

Elemen kesepuluh adalah tanggap bencana. Perempuan tangguh sadar bahwa bencana dapat terjadi kapan saja, baik bencana alam maupun non alam seperti kebakaran.

Atas kesadaran ini, perempuan perlu melakukan penguatan mitigasi dan kesiapsiagaan bersama masyarakat, baik di internal keluarga, maupun masyarakat lain di sekelilingnya.

Sepuluh elemen perempuan tangguh ini bukan bermaksud untuk semakin menambah beban perempuan. Namun demikian, sebagai bentuk penyadaran terus menerus akan hakikat manusia dan kehidupan dengan semangat wa tawa shoubil haq wa tawa shoubish-shobri (dan saling nasihat menasihati dalam kebenaran dan nasihat menasihati dalam kesabaran).

Ketangguhan perempuan sejatinya telah diuji selama pandemi Covid-19. Perempuan dipaksa cepat beradaptasi untuk menjaga keluarga dengan beban yang berlapis-lapis.

Beragam peran dijalankan, mulai dari urusan domestik, menjadi guru bagi anak-anak, menjaga kesehatan keluarga, hingga menjaga stabilitas ekonomi keluarga.

Kemampuan dan ketahanan yang ditunjukkan perempuan dalam menghadapi pandemi Covid-19, telah menjadi kekuatan bangsa untuk melewati masa krisis. Perempuan terbukti dapat bersikap tangguh di tengah berbagai situasi.

Tema refleksi milad kali ini “Perempuan Tangguh Mencerahkan Indonesia” harapannya dapat menjadi spirit bagi perempuan untuk tetap membangun ketangguhan dalam berbagai situasi, termasuk kondisi krisis iklim, bencana alam dan bencana sosial.

Dengan demikian harapannya Nasyiatul Aisyiyah dapat memberikan pencerahan bagi masa depan Indonesia, sehingga terwujud masyarakat dan negara yang diberkahi oleh Allah Swt. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini