Ada pertanyaan menggelitik, mengapa orang baik kerap tertipu?
Karena orang baik selalu memandang orang lain tulus seperti dirinya. Ia tak menyisakan sedikit pun prasangka bahwa orang yang ia pandang baik mampu mengkhianatinya.
Allah Ta’ala berfirman :
اِجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“Jauhilah oleh kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa.” (QS. Al-Hujuraat: 12)
Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
إياكم والظنَّ، فإنَّ الظنَّ أكذب الحديث
“Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.”
(HR. Bukhari-Muslim)
Nah, untuk memasang prasangka ada syarat dan ketentuan. Orang yang kita anggap baik harus diuji dalam enam hal:
1. Pernah bermuamalah dengan kita
2. Pernah safar bersama
3. Pernah nginep di rumahnya
4. Pernah makan bersamanya
5. Pernah ada job dengannya
6. Pernah membuktikan amanah dan kejujuran
Bila enam hal itu belum semua terjadi, maka jangan keburu husnuzan. Apalagi menitipkan uang, aset, properti, atau menitipkan saudara (untuk jadi pasangan hidup) kepadanya.
Pending saja dulu sampai enam langkah tersebut dilakukan. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News