Mendeteksi Seberapa Tamak Dirimu terhadap Harta dan Kedudukan
foto: zinginstruments.com
UM Surabaya

كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ

“Dari Ka’ab bin Mâlik radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.” (HR Tirmidzi 2376 dan Ahmad (III/456, 460)

Kandungan Hadits:

1. Di dalam hadis ini Rasulullah saw mengabarkan bahwa ketamakan manusia terhadap harta dan jabatan pasti akan merusak agamanya. Ketamakan manusia kepada harta dan kepemimpinan akan membawa kepada kezaliman.

2. Dunia merupakan tempat ujian dan cobaan. Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian, maksudnya kesesatan dan kemaksiatan.

Dan ujian umat ini adalah harta, maksudnya harta menyebabkan kelalaian. Karena harta bisa melalaikan pikiran dari ketaatan dan bisa menyebabkan lupa akhirat.

3. Manusia dihiasi dengan kecintaan kepada harta, syahwat, dan perhiasan dunia lainnya.

Manusia akan menyerahkan kepada ketamakan nafsunya sehingga rela menukarkan agama dengan dunia, gandrung kepadanya yang kemudian berlanjut dengan membuat berbagai kerusakan di muka bumi ini.

4. Harta yang baik adalah yang dipegang dan dikuasai oleh orang yang saleh. Maka tidak selayaknya bagi seorang muslim, memburu dunia ini dengan segala cara, memperbanyaknya, menyimpan dan menumpuknya tanpa menginfakkannya di jalan Allâh.

Karena itu, hanya akan menyeret hatinya menuju dunia dan perhiasannya serta memenjaranya.

5. Harta dan jabatan dalam konsep Islam adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allâh Azza wa Jalla dan beribadah kepada-Nya, serta digunakan untuk menegakkan  Islam.

Seorang muslim hendaklah melihat orang yang berada di bawahnya agar dia bisa bersyukur.

Janganlah sebaliknya, melihat orang yang lebih banyak hartanya! Itu hanya akan memancing untuk berkeluh kesah, gelisah dan tidak bersyukur terhadap nikmat Allâh Azza wa Jalla.

Bahkan bisa menyeret seseorang untuk menilai nikmat Allâh Azza wa Jalla yang ada pada dirinya kecil dan remeh.

6. Ketamakan manusia kepada jabatan dan segala pernak-perniknya merupakan awal dari kezaliman.

Karena kerusakan yang ditimbulkan oleh harta yaitu ia semacam kekuatan yang mampu menggerakkan syahwat dan menyeretnya untuk bersenang-senang dengan hal-hal mubah, sehingga bersenang-senang itu menjadi kebiasaannya.

Bisa jadi, kesenangannya terhadap harta semakin bertambah besar sementara terkadang dia tidak mampu mencari yang halal.

Akhirnya terjerumus dalam perkara syubhat ditambah lagi itu melalaikan dari dzikrullâh. Dan tidak ada seorang pun yang lepas dari hal ini.

7. Ketamakan manusia kepada harta dan jabatan lebih sangat merusak agama dan kemuliaan seseorang daripada serigala yang menerkam sekumpulan kambing.

Karena kerusakan pada agama seseorang yang disebabkan oleh kerakusannya lebih parah daripada kerusakan yang ditimbulkan oleh dua serigala lapar jika dilepaskan pada serombongan kambing.

8. Hadis ini sebagai peringatan bagi manusia agar berhati-hati dan zuhud terhadap pangkat, jabatan beserta segala pernak-perniknya. Karena pada intinya semua adalah titipan dari Allah SWT.

Firman Allah SWT yang berkaitan dengan tema hadis tersebut adalah:

وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

“Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan. (QS.Al-Fajr:20)

وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ

“Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan. (QS.Al-‘Âdiyât:8). (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini