Prestasi luar biasa ditorehkan oleh pasangan suami istri (pasutri) yang berprofesi sebagai dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Ini setelah mereka dikukuhkan sebagai Guru Besar bersamaan.
Pasutri tersebut, Prof Dr Pujiharto yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian dan Prof. Dr Sri Wahyuni yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Akuntansi.
Pengukuhan dilakukan oleh Rektor UMP Prof. Dr. Jebul Suroso di Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP, Selasa (18/7/2023).
Jebul Suroso mengaku bersyukur karena mengukuhkan dua guru besar yang merupakan pasangan suami-istri.
“Satu dari Fakultas Pertanian dan Perikanan, dan satunya dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Artinya, UMP tidak hanya di fakultas tertentu yang memiliki guru besar, tetapi sekarang sudah menyebar,” jelasnya.
Menurut dia, tidak banyak dalam keluarga yang menjadi profesor, tapi ini suami istri yang menjadi profesor. “Artinya luar biasa,” cetusnya.
Jebul Suroso melaporkan, saat ini UMP sudah memiliki 10 Guru Besar dan ditargetkan akan menambah jumlahnya sampai dua kali lipat. Target tersebut akan berusaha direalisasikan sampai dengan 2027.
“Kami punya modal untuk nantinya mengurus Guru Besar ada sekitar 38 orang lagi,” ungkapnya.
Dia menambahkan, hal ini merupakan komitmen UMP meskipun harus melalui proses panjang untuk bisa menjadi Guru Besar.
Akan tetapi dengan akselerasi, ada upaya yang dilakukan secara tersistem, sehingga jumlah Guru Besar di UMP nantinya akan bertambah lagi.
“Ini berarti yang ke-10 turun bersama dengan Prof Pujiharto dan Prof Sri Wahyuni itu tiga, sehingga bulan depan Insya Allah kita akan mengukuhkan lagi satu,” tegas Jebul Suroso.
Dia mengatakan, UMP mempunyai roadmap sampai 2027 dengan harapan jumlah guru besar bisa bertambah hingga 25 orang.
Dalam kesempatan yang sama, Pujiharto menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dirinya bersama istri. Dirinya mengaku tidak percaya dapat dikukuhkan bersamaan sebagai guru besar dengan istri tercintanya.
“Saya tidak tahu kalau mau bareng kayak gini. Bidang keilmuannya berbeda. Tentunya bangga, bersyukur dan terharu telah mencapai gelar sarjana guru besar. Kebetulan ini keluarnya SK bareng. Mungkin sudah takdirnya,” katanya.
Dia menambahkan, bahwa selama mengurus guru besar dirinya bersama istri ini melewati fase dan cerita yang unik.
Mulai dari pisah kamar untuk mengerjakan penyusunan tugas penelitian, sampai saling memberikan masukan terkait isu yang dibahas.
“Kami di rumah mengerjakan di kamar sendiri-sendiri. Ada kalanya kita berdiskusi, misalnya sedang bikin riset, apa nih isu terkini. Kita saling memberikan masukan. Kira-kira yang bisa lolos apa sih strateginya. Masing-masing punya argumen,” kata Sri Wahyuni.
“Alhamdulillah bisa dikukuhkan bersama suami tercinta yang memang sudah kita persiapkan pada saat kuliah S2. Kita dari situ lanjut studi bareng, terus S3 bareng juga. Berkah Ramadan kemarin akhirnya kita keluar SK bersama. Itu merupakan karunia Allah yang tidak terhingga bagi kami,” ungkapnya.
Dalam orasi ilmiahnya, Pujiharto menyoroti masalah kelembagaan ekonomi pertanian dalam penanganan pertanian.
Menurut dia, hal itu disebabkan kelembagaan pertanian di Indonesia belum begitu maju, sehingga perlu ada kelembagaan seperti kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan kelembagaan agribisnis untuk mengembangkan pertanian di Indonesia.
“Di mana itu merupakan suatu hal yang urgen sekali di dalam pembangunan pertanian di Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Sri Wahyuni dalam orasi ilmiah menyoroti tentang bagaimana internal audit bisa mengembangkan metode keamanan siber yang sekarang semakin meningkat di era digitalisasi.
“Serangan siber yang luar biasa, maka auditor internal harus siap menghadapinya, mengembangkan model yang bisa memerangi serangan siber,” jelasnya.
Pasutri yang sudah dikaruniai tiga anak ini, mengaku memulai karier S2 dan S3 bersama. Tentunya dengan gelar profesor ini semakin membuat bangga keduanya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News