Siapakah manusia pembelajar itu?
Ada tiga ciri (indikator) manusia pembelajar:
1. Hatinya selalu terbangun kesadaran akan cinta ilmu, semangat belajar, terbuka belajar dengan siapa pun yang memiliki ilmu tanpa pandang status sosial
2. Pikirannya selalu digunakan untuk memikirkan hal- hal yang bermanfaat untuk perkembangan dan memperdalam ilmu
3. Lakunya dalam kesehariannya selalu didasarkan pada ilmu, bukan didasarkan pada hoax, gosip, dan fitnah.
Mengapa harus menjadi manusia pembelajar?
1. Ilmu memiliki posisi sangat penting dalam mengarungi (bekal) kehidupan kita di dunia maupun akhirat untuk menjadi selamat dan bahagia. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW:
“Barang siapa yang ingin menguasai (hidup bahagia) di kehidupan dunia maka kuasai ilmu dan barang siapa yang ingin menguasai (hidup bahagia) di kehidupan akhirat maka kuasai ilmu, dan jika ingin menguasai kehidupan keduanya juga harus menguasai ilmu.”
Ada pula nasihat sahabat Nabi Ali bin Abi Thalib terkait pentingnya ilmu dalam kehidupan kita.
2. Ayat pertama turun berkaitan dengan perintah membaca (belajar). Dalam Q.S Al ‘Alaq 1-5:
Pertanyaannya mengapa Allah menurunkan Wahyu pertama itu terkait persoalan membaca (belajar)? tidak masalah harta, jabatan, keluarga, dan lain-lain?
3. Dengan belajar ilmu maka akan diangkat derajat kemuliaan dalam hidup baik di dunia maupun akhirat.
Bagaimana menjadi manusia Pembelajar?
Ada 6 syarat untuk menjadi manusia pembelajar untuk mendapatkan ilmu.
Dalam kitab Ala La Karya Imam Ajarnuzi disebutkan sebuah syair:
Ingatlah jika kamu ingin mendapatkan ilmu, kecuali dengan 6 syarat,
maka akan aku jelaskan kepadamu semuanya syarat tersebut:
1. Dzukain (cerdas/berakal sehat)
2. Khirshin (semangat/niat yang kuat)
3. Isthibarin (sabar/tidak muda putus asa)
4. Bulghathin (modal/ biyaya)
5. Wa Irsyadu Ustadin (petunjuk/bimbingan guru)
6. Wa Thulu Zamanin (waktu yang lama/proses/tidak instan)
Semoga menjadi renungan bagi para pembelajar yang sedang mencari ilmu. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News