Dalam upaya menyatukan penanggalan umat Islam di seluruh dunia, Ketua PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar, mengidentifikasi isyarat Alquran yang dapat menjadi dasar syar’i bagi penerapan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT).
Meskipun tidak ada redaksi yang secara tegas dan langsung mengenai KHGT dalam Alquran, ia menemukan ayat yang dianggap berisi isyarat penting.
Ayat yang dimaksud adalah QS. Al-Baqarah ayat 189, yang berbunyi: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, “Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.“
Ayat ini mengandung dua makna penting. Pertama, ayat tersebut menegaskan bahwa kalender Islam adalah kalender lunar (bulan), yang menggunakan perhitungan berdasarkan siklus bulan.
Kedua, ayat ini memberikan isyarat bahwa kalender Islam bersifat global. Hal ini terlihat dari pernyataan “lin-nas” (bagi manusia), yang menunjukkan bahwa kalender Islam berlaku secara universal bagi seluruh umat manusia di muka bumi.
Isyarat ini dapat dijadikan dasar bagi bentuk kalender Islam global yang harus dipilih untuk menyatukan penanggalan umat Islam di seluruh dunia.
Dengan adanya kalender global ini, diharapkan hari-hari penting dalam agama, seperti Hari Arafah dalam ibadah haji, dapat jatuh pada hari yang sama di seluruh dunia.
Dalam konteks ibadah haji, Muhammadiyah memandang pentingnya Kalender Islam Global tunggal.
Dia mencatat bahwa puncak ibadah haji adalah wukuf di Arafah, yang pada hari itu juga disunahkan bagi kaum Muslimin yang tidak sedang melaksanakan haji untuk berpuasa.
Untuk memastikan Hari Arafah yang dipatuhi secara serentak di seluruh dunia, penerapan kalender global tunggal (unifikatif) menjadi solusi yang tepat.
Dalam hadis ditegaskan bahwa puncak ibadah haji itu adalah wukuf di Arafah di satu sisi, dan di sisi lain hari Arafah itu disunatkan untuk dipuasai oleh kaum muslimin yang tidak sedang melaksanakan haji.
Agar Hari Arafah itu dapat jatuh pada hari yang sama di seluruh muka bumi, maka tidak ada lain cara kecuali menerapkan kalender global tunggal.
Dengan pemahaman atas isyarat Alquran dan pemikiran tentang fungsi religius kalender Islam, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah berupaya untuk menyuarakan kepentingan dan manfaat penerapan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) bagi kesatuan dan keseragaman umat Islam dalam menentukan tanggal Kamariah dan menjalankan ibadah.
Selain dalam Alquran, isyarat penting terkait Kalender Islam Global juga ditemukan dalam hadis Nabi Saw. Hadis tersebut diriwayatkan dari Abu Hurairah dan berbunyi:
“Puasa itu pada hari (kamu semua berpuasa), Idulfitri pada hari kamu semua ber-Idul Fitri, dan Iduladha pada hari kamu semua beriduladha.” (HR at-Tirmidzi dan ad-Daraquthni).
Dari perspektif usul fikih, kata “kamu” dalam pernyataan hadis di atas adalah bentuk jamak, dan bentuk jamak menunjukkan keumuman.
Oleh karena itu, hadis ini menyatakan bahwa puasa, Idul Fitri, dan Idul Adha dilaksanakan pada hari yang sama oleh semua umat Islam.
Artinya, ketiga ibadah ini dilaksanakan secara serentak oleh seluruh umat muslim pada hari yang sama.
Syaikh Aḥmad Muḥammad Syakir, ahli hadis pensyarah Sunan at-Tirmidzi yang menjadi orang pertama yang menggagas KHGT, menggunakan hadis ini sebagai dasar untuk menyatakan bahwa kalender Islam harus bersifat unifikatif.
Dalam visi KHGT, setiap awal bulan dimulai secara serentak di seluruh dunia tanpa mempertimbangkan perbedaan matlak.
Dengan dukungan dari Alquran dan hadis Nabi Saw, upaya untuk menyatukan kalender Islam secara global semakin mendapatkan legitimasi dan dukungan dari para cendekiawan dan pemikir Islam.
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah berharap bahwa implementasi KHGT akan membawa keseragaman dan kesatuan dalam penanggalan Kamariah dan ibadah di seluruh dunia bagi seluruh umat Islam. (*/tim)
(Disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar dalam Seminar Rakernas Tarjih di Universitas Muhammadiyah Malang, 22 Juli 2023)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News