Kalender Islam Global diharapkan dapat segera terealisasi dalam rangka meraih misi menebus utang peradaban.
“Selama ini, umat Islam belum memiliki kalender yang terpadu dan ini menjadi langkah penting untuk menyatukan kalender Islam secara global,” kata Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar dalam Seminar dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Tarjih di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berakhir, Ahad (23/7/2023),
Syamsul menegaskan, Kalender Islam Global memiliki prinsip-prinsip perumusan yang meliputi penerimaan hisab, transfer visibilitas hilal (imkanu rukyat), kesatuan matlak, keselarasan hari dan tanggal di seluruh dunia, serta penerimaan Garis Tanggal Internasional yang berlaku saat ini.
Hal ini, kata dia, bertujuan untuk menciptakan kalender unifikatif dengan ketentuan satu hari satu tanggal di seluruh dunia, sehingga meminimalkan perbedaan dalam penanggalan kamariah.
“Peserta Rakernas Tarjih harus memahami unsur-unsur dasar dari Kalender Islam Global, mulai dari pengertian, manfaat, urgensi, dan syarat-syaratnya,” ujar Syamsul.
“Ini penting karena penyatuan kalender Islam secara global dianggap sebagai pembaharuan dan citra positif bagi umat Islam di mata internasional,” imbuh dia.
Syamsul juga mengungkapkan bahwa Majelis Tarjih akan menjelang usia satu abad pada tahun 2027.
Meskipun disahkan pada tahun 1928, ide pembentukan Majelis Tarjih telah ada sejak tahun 1927, berdasarkan Muktamar Muhammadiyah di Pekalongan.
Menjelang Majelis Tarjih berusia satu abad, Syamsul menekankan pentingnya menyelesaikan proyek Tafsir at Tanwir.
Tafsir yang mengandung unsur tahlili cum maudhui ini memiliki empat etos utama, yaitu ibadah, ekonomi, sosial, dan keilmuan.
Dengan melibatkan potensi ulama Muhammadiyah dari berbagai wilayah, Syamsul optimistis proyek ini dapat diselesaikan sebelum tahun 2027.
“Kita memiliki banyak tenaga dari wilayah-wilayah Muhammadiyah yang dapat dimaksimalkan. Saya telah menegaskan kepada Pak Ustadi, akan muncul banyak masalah jika proyek ini diterbitkan per jilid, sehingga harus diselesaikan secara utuh. Targetnya adalah menyelesaikan 30 Juz sebelum tahun 2027,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu ia menyampaikan terima kasih kepada UMM atas segala fasilitas yang disediakan, sehingga acara ini dapat sukses terlaksana.
“Terima kasih kepada UMM, terutama kepada Bapak Rektor Pak Fauzan, yang telah menyediakan gedung dan fasilitas lainnya untuk pelaksanaan acara ini. Kami juga berterima kasih kepada panitia lokal dan pusat atas kerja sama yang baik,” ujar Syamsul. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News