Menjaga Salat Sunah yang Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya
Ilustrasi foto: freepik
UM Surabaya

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مَنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

Dua rakaat (sebelum) subuh lebih baik daripada dunia seisinya. (HR. Muslim)

Kandungan Hadis:

1. Salah satu keutamaannya ialah menjadi salat terbaik di antara salat sunah lainnya sebab dianggap lebih baik dari dunia dan seisinya.

Hal itu karena salat subuh sendiri adalah salat wajib yang terkadang sulit dilakukan karena sulitnya bangun pagi oleh orang orang tertentu.

Melakukan salat sunah subuh akan menguatkan dan mendisiplinkan waktu salat subuh.

2. Untuk memotivasi umat agar menjalankan sunah ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggambarkan besarnya keutamaan ibadah salat dua rakaat sebelum subuh ini.

Maka, rugilah orang yang melalaikannya, apalagi sampai tidak pernah mengerjakannya sama sekali.

3. Hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang berbunyi: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dalam dua rakaat salat sunah subuh surat Al Kafirun dan surat Al Ikhlas” (H.R Muslim 726).

Dua surat yang memuat tauhid ‘ilmi dan ‘amali. Makna yang tersirat di dalamnya adalah agar saat memulai harinya, seorang muslim telah mengikrarkan berlepas diri dari syirik dan kaum musyrikin dan sebaliknya, yaitu menyatakan kebanggaannya terhadap tauhid dan kaum muwahhidîn (orang-orang yang bertauhid).

Bagi yang rutin melakukan salat sunah sebelum subuh disertai menjaga amalan lainnya dengan baik akan mendapatkan kebaikan di akhirat dan mendapatkan bekal yang indah untuk kehidupan di akhirat pula dan jauh dari siksa neraka.

4. Jelas bahwa setiap perbuatan baik akan menjadi jalan pengampunan dosa-dosa.

Salat sunah sebelum subuh yang dilanjutkan dengan banyak membaca zikir kepada Allah tentunya akan menjadi jalan untuk pengampunan dosa.

Juga menjadi jalan untuk lebih banyak melakukan kebaikan, sehingga terlindung dari segala keburukan.

Bagi yang bisa melaksanakan tentunya akan menyimpan amal baik dalam dirinya serta jauh dari penyakit hati menurut Islam.

5. Salat-salat sunah rawâtib (salat yang menyertai salat fardu) tidak sama keutamannya. Salat sunah subuh lah yang menempati urutan teratas.

Sebab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya meski beliau berada dalam perjalanan.

Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan bahwa perhatian dan konsistensi beliau paling besar pada salat sunah subuh.

Oleh sebab itu, beliau tidak pernah melupakannya, baik saat berada di rumah ataupun bepergian.

Ummul Mukminîn, ‘Aisyah radhiyallahu anhuma menceritakan:

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ عَلَى شَيْئٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ تَعَاهُداً مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ

“Nabi tidak pernah menjaga salat sunah melebihi perhatian beliau terhadap dua rakaat sebelum subuh.”

Hadis ini menunjukkan semangat Rasulullah untuk memelihara dua rakaat ini daripada salat sunah lainnya.

Rasulullah selalu memberi contoh untuk melakukan salat sunah sebelum subuh dan selalu rutin menjalankannya serta menjadikan hal tersebut sebagai salah satu teladan baik.

Hal itu pula yang wajib kita contoh sebagai umatnya. Walaupun dilakukan dengan rakaat yang ringan, namun memiliki keutamaan dan pahala yang begitu besar serta memiliki berbagai dampak baik bagi kelanjutan salat subuh yang dilakukan dan bagi segala aktivitas lain yang dilakukan.

Dan setiap yang melakukannya tentu akan memiliki kebiasaan baik dan menjadi seseorang yang lebih disiplin dan lebih istikamah dalam beribadah dan dalam kehidupan sehari hari. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini