Menghapus Diskriminasi
foto: easyllama.com

*) Oleh: Afifun Nidlom, S.Ag., M.Pd., M.H.
Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PWM Jawa Timur

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلإِسْلاَمِ وَالتَّقْوَى. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ يُحْسِنُ لِلْمُتَّقِيْنَ الْعُقْبَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللَّهُ. إِتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memproklamirkan tanggal 21 Maret sebagai Hari Internasional Penghapusan Diskriminasi.

Setiap tanggal tersebut diperingati untuk mengingat sejarah kelam di tahun 1960, tragedi Sharpeville, di mana polisi Afrika Selatan menembak peserta aksi demontrasi damai yang menentang hukum apartheid yang ditetapkan oleh bangsa Barat.

Hukum politik yang menganggap kulit hitam itu orang hina dan perlu diasingkan, ditindas dan diperbudak.

Rasisme merupakan suatu sistem doktrin, bahkan ada yang menilai sebagai sistem kepercayaan, bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya berdasarkan perbedaan biologis yang melekat atau oleh pencapaian budaya dan prestasi individu.

Tindakan diskriminasi rasial, hingga era modern ini masih selalu terjadi. Lebih lagi bila diskriminasi berdasarkan SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), maka kasus kejadiannya sangat meluas di berbagai daerah dan negara.

Penyadaran terhadap permasalahan ini sangat relevan dan krusial, karena Indonesia sebagai negara mega cultural diversity (mega keragaman budaya), setidaknya terdapat 250 kelompok etnis dan lebih dari 500 jenis bahasa daerah.

Kemajemukan dapat menjadi berkah juga dapat menjadi musibah. Menjadi berkah karena kemajemukan terkelola dan mewujud dalam harmoni.

Menjadi musibah karena salah kelola dan mengancam kesatuan kebangsaan. Terlebih lagi bila dijadikan isu politik yang kian dekat pemilihan umum 2024.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Allah telah memuliakan manusia di atas makhluk-Nya yang lain. Secara tegas dinyatakan melalui firman-Nya;

وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِيٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلۡنَٰهُمۡ عَلَىٰ كَثِيرٖ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلٗا ٧٠

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS. Al-Isra’/17: 70)

Akan tetapi ada manusia yang melampaui batas tidak memuliakan sesama manusia. Bahkan kemuliaannya direndahkan di bawah binatang.

Di antara manusia ada yang pucat pasi, gemetar dan takut terkena kesialan lantaran menabrak seekor kucing saat berkendara.

Gupuh turun dari kendaraan untuk melihat kucing yang ditabrak. Namun ketika menabrak manusia lari secepat-cepatnya tanpa menghiraukan korban.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Bangsa Barat yang dianggap pusat peradaban modern saat ini, memiliki kesadaran pentingnnya menciptakan equal rights (persamaan hak) pada akhir abad ke-19.

Padahal di abad ke-6, Nabi Muhammad SAW telah memproklamirkan dan menerapkan prinsip-prinsip equality.

Manusia mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah, tinggi rendahnya derajat seseorang bukan karena kekayaan, kedudukan, keturunan, suku, ras, golongan, dan sebagainya, melainkan karena prestasi dan amal masing-masing.

Nilai-nilai yang mengganggu kesetaraan manusia senantiasa dipropagandakan oleh nabi Muhammad SAW agar dijauhi, di antaranya ialah:

  1. 1.Keimanan dan kemuliaan tidak berdasarkan suku dan warna kulitعَنْ كُرْزٍ الْخُزَاعِيِّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنْ أَرَادَ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا مِنْ أَعْجَمٍ أَوْ عُرْبٍ أَدْخَلَهُ عَلَيْهِمْ

    “Dari Kurz Al Khuza’i, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, baik dari Arab maupun non Arab, niscaya Allah memasukkan mereka ke dalam (Islam). (HR. Ahmad).

أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى

“Ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas non Arab dan bagi orang non Arab atas orang Arab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan.” (HR. Ahmad).

2. Tidak boleh berbisik berdua ketika bertiga

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كُنْتُمْ ثَلَاثَةً فَلَا يَتَنَاجَى رَجُلَانِ دُونَ الْآخَرِ حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ أَجْلَ أَنْ يُحْزِنَهُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kalian bertiga, maka janganlah dua orang berbisik-bisik tanpa menyertakan yang ketiga sebelum ia berbaur dengan yang lain, karena hal itu dapat menyinggung perasaannya.” (HR. Bukhari).

Hadis ini memberikan pemahaman bahwa perilaku remeh yang dapat menyinggung perasaan orang lain saja tidak boleh, maka lebih tidak boleh lagi menyinggung perasaan dengan perilaku yang lebih besar, seperti mengolok dan menggunjing. Sebagaimana larangan Allah SWT dalam Alquran surat al-Hujurat/49: 11.

3. Patuh kepada pemimpin meski berasal dari kaum duafa

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا

“Nabi SAW bersabda: “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah Subhaanallahu wa Ta’ala dan selalu mendengar dan taat (kepada para pemimpin), meskipun ia seorang budak dari Habasyah.” (HR. Bukhari).

4. Berlaku adil meski tidak menguntungkan pribadinya

Allah SWT berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلۡقِسۡطِۖ وَلَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنَ‍َٔانُ قَوۡمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعۡدِلُواْۚ ٱعۡدِلُواْ هُوَ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ٨

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.

Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah/5: 8).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Terdapat peristiwa yang mengguncang penduduk Mekah ketika pasca penaklukan. Nabi SAW membersihkan masjidil haram dan kakbah dari patung-patung dan gambar-gambar yang tidak layak, lalu Bilal naik di atas kakbah mengumandangkan adzan dengan suaranya yang nyaring dan merdu.

Semua mata tertuju pada Bilal. Seorang berkulit hitam dan mantan budak, banyak dari mereka yang kecewa. Pikir mereka, ini peristiwa penting dan indah, seharusnya orang lain yang lebih terhormat yang azan, bukan orang kulit hitam dan mantan budak. Maka turunlah wahyu yang menegur sikap diskriminatif itu, yaitu QS. Al-Hujurat/49: 13.

Apa pun kedudukan kita, sebagai penguasa, pengusaha, majikan, mandor, ibu rumah tangga, dan sebagainya, kita jauhi sikap diskriminasi dalam segala bentuknya jika kita mengaku orang beriman.

Semoga Allah menghindarkan kita dari perilaku yang tidak terpuji dan semoga khutbah singkat ini bermanfaat. Amin.

أَقُولُ قَوْلِى هَذَا وَأَسْتَغْفِرُاللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَافَوْزَالمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَانَجَاةَ التَّائِبِيْن

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا مُبَارَكًا طَيِّبًا فِيْهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. يَاعِبَادَ اللَّهِ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini