Tiga Nilai Utama Membangun Indonesia Emas
Haedar Nashir. foto: muhammadiyah.or.id
UM Surabaya

Indonesia seharusnya memiliki daya saing dengan bangsa lain. Karena Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) sebagai kekuatan.

Namun faktanya, daya saing bangsa Indonesia yang posisinya masih tercecer dibanding dengan negara-negara lain. Hal inilah menjadi masalah dalam Mendukung Indonesia Emas 2045.

Kalau dihitung kekayaan alam Indonesia yang tersebar mulai dari yang berada di permukaan bumi, di dalam bumi, dan di lautan.

Akan tetapi pertanyaan mendasarnya adalah terkait pengelolaan dan kebermanfaatannya, apakah sudah seksama untuk mayoritas rakyat.

Karena kekayaan yang luar biasa ini hanya merupakan potensi laten, jika tidak diubah menjadi kesejahteraan, kemakmuran rakyatnya. Yang dengan itu rakyatnya lalu bisa punya daya saing tinggi dibanding bangsa-bangsa lain.

Terkait dengan kondisi tersebut, Muhammadiyah memiliki kepentingan untuk mengangkat persoalan tersebut.

Sebab, Muhammadiyah menjadi bagian tidak terpisahkan dengan perjuangan bangsa ini dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial, dan lain sebagainya.

Jika kekuatan sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia dapat dimaksimalkan untuk kepentingan rakyat bersama, akan mengerek peringkat angka indek pembangunan manusia Indonesia.

Bahkan bukan menjadi hanyalan Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa maju di dunia.

Dengan memanfaatkan kekuatan sumber daya alam diharapkan bisa mengaktualisasi Empat Pilar Visi Indonesia Emas 2045: Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, Pemerataan Pembangunan, dan Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan.

Di saat yang sama, dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 tidak boleh terlepas dari tiga nilai utama bangsa Indonesia.

Yaitu nilai-nilai Pancasila, Agama dan Budaya Luhur Bangsa. Ketiga nilai utama tersebut menjadi patokan sekaligus guide bagi Indonesia dalam menyongsong 2045 sampai seterusnya.

Sehingga Pancasila adalah hasil dari perasaan dari titik temu semua agama untuk bernegara dan itulah yang Muhammadiyah sebut negara Pancasila darul ahdi wa syahadah. (*/tim)

(Disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dalam Rakernas Majelis Dikdasmen Pendidikan Non-Formal di SM Tower and Convention, Yogyakarta, 28 Juli 2023)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini