عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Dari Abu Musa RA berkata: ‘Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling utama?” Rasulullah SAW menjawab: “Siapa yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya”. (HR Bukhari No: 10)
Hadis yang maknanya mirip dengan hadis tersebut adalah:
عن ابن عمر ، أن رجلا جاء إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فقال : يا رسول الله أي الناس أحب إلى الله ؟ وأي الأعمال أحب إلى الله عز وجل ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « أحب الناس إلى الله أنفعهم للناس ، وأحب الأعمال إلى الله سرور تدخله على مسلم ، أو تكشف عنه كربة ، أو تقضي عنه دينا ، أو تطرد عنه جوعا ، ولأن أمشي مع أخ لي في حاجة أحب إلي من أن أعتكف في هذا المسجد ، يعني مسجد المدينة ، شهرا ، ومن كف غضبه ستر الله عورته ، ومن كظم غيظه ، ولو شاء أن يمضيه أمضاه ، ملأ الله عز وجل قلبه أمنا يوم القيامة ، ومن مشى مع أخيه في حاجة حتى أثبتها له أثبت الله عز وجل قدمه على الصراط يوم تزل فيه الأقدام »
“Dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi saw dan berkata, ”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah? Dan amal apakah yang paling dicintai Allah SWT?”
Rasulullah saw menjawab, ”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan ke dalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan.
Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk (menuaikan) suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini, yaitu Masjid Madinah, selama satu bulan.
Dan barang siapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi kekurangannya dan barang siapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat.
Dan barang siapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari perhitungan).” (HR. Thabrani)
Muslim yang baik ada yang melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk Tuhannya, untuk dirinya, dan untuk sekitarnya. Melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat bukan bagian dari ciri muslim yang baik.
Hal-hal tersebut bisa berupa tindakan, perkataan, dan sikap. Seorang muslim dikategorikan telah mencapai derajat utama ketika dalam hidupnya secara berkesinambungan menebar kebaikan.
Kebaikan yang dimaksud bukan hanya di tataran hablum minallah saja, tetapi lebih kepada bagaimana setelah baik dengan Tuhannya, kemudian mendorong dirinya untuk menjadi baik dan bermanfaat bagi kehidupan di sekitarnya.
Misalnya, dalam salat, pembukanya adalah pengakuan atas kemahabesaran Allah SWT dengan takbiratul ihram, ujung dari salat adalah salam, yaitu pesan untuk menebar kebaikan kepada kanan-kiri.
Islam mengajar umatnya agar senantiasa memiliki akhlak yang mulia. Menjaga lisan lebih diutamakan daripada bertutur buruk terhadap orang Islam lainnya.
Memelihara tangan, termasuk menulis, men-share, mem-forward sesuatu yang berbentuk umpatan, fitnah, menghina, mengadu domba dan lain-lain adalah perbuatan yang menghilangkan derajat dan kemuliaan seorang muslim.
Di era medsos ini begitu mudah melakukan dosa besar. Hal itu diterjemahkan dalam bentuk tulisan hoax, merusak peribadi seseorang, mengumpat, memfitnah, mengadu domba.
Kemudian diviralkan melalui FB, Whatsapp, telegram, tanpa sedikit pun terbetik dihati bahwa apa yang yang ditulis tersebut akan diminta pertanggungjawab di hadapan Allah.
Firman Allah:
إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسُۡٔولٗا
“Sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati nurani, semua anggota itu tetap akan diminta pertanggungjawabannya (ditanya di akhirat) tentang apa yang dilakukannya.” (Surah Al-Isra/17 ; Ayat 36)
Seorang muslim yang paling utama adalah orang yang selain menunaikan hak-hak Allah dengan baik, dia juga dituntut menunaikan hak-hak sesama kaum muslimin dengan baik pula.
Muslim yang paling utama ialah yang lisan dan tangannya menyelamatkan muslim yang lain. Firman Allah SWT yang berkaitan dengan tema hadis tersebut:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا ۗ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat (49): 12)
يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوْا ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)
Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa memiliki akhlak yang mulia. Karena orang yang punya akhlak mulia selalu berbuat baik dan menyenangkan orang lain dalam kehidupannya sehari-harinya.
Dalam ajaran Islam dan budaya lokal suku di Indonesia semua mengajarkan untuk berbuat baik dan bersikap sopan santun. Jika umat muslim yang ada di Indonesia bisa berakhlak mulia, maka negara ini bisa terhindar dari keributan maupun peperangan.
Menjaga lisan lebih diutamakan daripada bertutur buruk terhadap orang Islam lainnya, maksudnya adalah menjaga lisan dari berkata bohong, menggunjing, menyindir dan lain sebagainya.
Itu mungkin hal yang terbilang berat, karena perbuatan tersebut telah menjadi kebiasaan yang lumrah di kalangan masyarakat umum.
Menjaga perkataan dan ucapan dari hal di atas sangat penting, karna secara tidak langsung kita telah menjaga keharmonisasian antar sesama manusia.
Memelihara tangan, termasuk menulis, men-share, mem-forward sesuatu yang berbentuk umpatan, fitnah, menghina, mengadu domba dan lain-lain adalah perbuatan yang menghilangkan derajat dan kemuliaan seorang muslim.
Maksudnya, seseorang muslim dilarang melakukan hal yang tercela karena orang yang suka mengadu domba tidak akan masuk surga. Jika ia tidak masuk surga maka tidak ada tempat baginya di akhirat kecuali di neraka.
Kita sesama muslin juga harus menjaga tangan kita agar tidak melukai orang lain seperti berantem atau memukul.
Sebagai orang muslim hendaknya kita meneliti terlebih dahulu apa yang akan kita tulis atau men-share berita, supaya tidak terjadi berita hoax yang menyesatkan.
Pun begitu mudah melakukan dosa besar yang diterjemahkan dalam bentuk tulisan hoax, merusak pribadi seseorang, mengumpat, memfitnah, mengadu domba di medsos dan diviralkan melalui medsos tanpa sedikit pun terbetik di hati bahwa apa yang yang ditulis tersebut akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Maksudnya, seorang muslim seharusnya tau apa yang mau di-posting di media sosial, baik itu foto maupun berita. Karena kalau kita tidak berhati hati dalam menggunakan media sosial akan terkena Undang-Undang ITE dan akan nantinya akan di pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT apa yang telah kita perbuat semasa hidup.
Seorang muslim yang paling utama adalah orang yang selain menunaikan hak-hak Allah dengan baik, dia juga dituntut menunaikan hak-hak sesama kaum muslimin dengan baik pula.
Maksudnya, setiap muslim harus memenuhi setiap kewajiban yang menjadi hak untuk saudaranya sesama muslim. Seperti, jika bertemu dengan orang maka ucapkanlah salam, jika dia mengundangmu maka datanglah, jika dia meminta nasihat kepadamu maka berilah nasihat.
Jika dia bersin lalu mengucapkan Alhamdulillah, maka doakanlah, jika dia sakit maka jenguklah, dan jika ia meninggal maka iringilah jenazahnya
Muslim yang paling utama adalah yang lisan dan tangannya menyelamatkan muslim yang lain maksudnya adalah seorang yang menyelamatkan, tidak mencelakakan dan menyakiti orang lain dengan perbuatan maupun ucapannya, terlebih sesama muslim.
Maka dari itu, mari kita jauhkan lisan kita dari mencela, menghina, membicarakan keburukan orang lain, lebih-lebih lagi dari memfitnah. Diam jauh lebih baik daripada kita membicarakan hal-hal yang sia-sia.
Jauhkan tangan kita dari perbuatan kasar yang menyakiti fisik orang lain, dari perbuatan curang, perbuatan maksiat, mengambil yang bukan hak kita, dan segala perbuatan yang keji dan munkar. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News