Tapak Suci Pemersatu Bangsa, Kini Berkembang di 22 Negara
Atraksi seni bela diri Tapak Suci. foto: republika

Perguruan Pencak Silat Tapak Suci Putra Muhammadiyah baru saja menggelar Kejuaraan Nasional di Kota Payakumbuh, Padang Sumatra Barat, 26-29 Juli 2023.

Kejuaraan itu diikuti sedikitnya 550 atlet memperebutkan kejuaraan dari berbagai cabang seni. Mereka dikirim dari perwakilan 20 Pimpinan Wilayah Tapak Suci Seluruh Indonesia.

Kontingen Jatim berhasil meraih Juara Umum I Kejuaraan Nasional (Kejurnas), disusul Juara Umum II diraih Sumbar dan Juara Umum III diraih Riau.

Kejurnas ini juga dimeriahkan kehadiran sejumlah atlet Tapak Suci peraih 2 emas, 2 perak di Sea Games Kamboja 5-17 Mei 2023. Perwakilan Tapak Suci Eropa Pendekar Joko Suseno juga turut hadir.

Secara resmi ditutup oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Tapak Suci (PPTS) M Afnan Hadikusumo.

“Pencak silat yang di masa lalu adalah alat perjuangan fisik melawan penjajah, hingga saat ini masih relevan sebagai alat pemersatu bangsa. Inilah yang ingin ditampilkan Tapak Suci Putera Muhammadiyah melalui penyelenggaraan Kejuaraan Nasional Remaja Tapak Suci di Payakumbuh,” ungkap Afnan yang juga Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Perguruan yang Identik dengan Simbol senjata Kosegu diketahui telah berkembang di 22 Negara menembus benua Eropa, Amerika hingga Australia.

Terbaru, Roni Syaifullah Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pimpinan Pusat Tapak Suci (PPTS), dalam waktu dekat mengirimkan pendekar terbaik berkualifikasi internasional untuk melatih para pesilat di Lebanon dan Suriah untuk membentuk Federasi Pencak Silat di kedua negara tersebut .

Tapak Suci Pemersatu Bangsa, Kini Berkembang di 22 Negara
Para [endekar Tapak Suci dari Indonesia dan luar negeri. foto: jpnn
Sejarah Tapak Suci

Di Banjarnegara, Jawa Tengah, Kiyai Haji (KH) Syuhada pada tahun 1872 memiliki seorang putra yang diberi nama Ibrahim. Sejak kecil ia menerima ilmu pencak dari ayahnya. Ibrahim tumbuh menjadi pendekar yang menguasai pencak ragawi dan batin/inti tetapi sekaligus Ulama yang menguasai banyak ilmu, kemudian berganti nama menjadi KH Busyro Syuhada.

Pada awalnya K.H.Busyro Syuhada mempunyai 3 murid, yaitu Achyat (adik misan), yang kemudian dikenal dengan KH Burhan M.Yasin (adik kandung), yang dikenal dengan KH Abu Amar Syuhada Soedirman, yang dikemudian hari mencapai pangkat Jenderal dan pendiri Tentara Nasional Indonesia, bahkan bergelar Panglima Besar Soedirman.

Pada tahun 1921 di Yogyakarta, bertemulah KH Busyro Syuhada dengan kakak beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib. Dalam kesempatan itu mereka adu ilmu pencak antara M. Wahib dan M. Burhan.

Kemudian A. Dirnyati dan M. Wahib dengan pengakuan yang tulus mengangkat K.H. Busyro Syuhada sebagai guru dan mewarisi ilmu pencak dari K.H. Busyro Syuhada yang kemudian menetap di Kauman.

Menelusuri jejak gurunya, Ahmad Dimyati mengembara ke barat sedang M. Wahib mengembara ke timur sampai ke Madura untuk menjalani adu kaweruh (uji ilmu). Pewaris ilmu banjaran, mewarisi juga sifat-sifat gurunya M Wahib sebagaimana KH Busyro Syuhada, bersifat keras, tidak kenal kompromi, suka adu kaweruh.

Untuk itu, sangat menonjol nama M Wahib dari pada A Dimyati. Sedang A Dimyati yang banyak dikatakan ilmunya lebih tangguh dari pada adiknya M Wahib tetapi karena pendiam dan tertutup maka tidak banyak kejadian-kejadian yang dialami. Sebagaimana M Burhan yang mempunyai sifat dan pembawaan sama dengan A. Dimyati.

KH Busyro Syuhada pernah menjadi guru pencak untuk kalangan bangsawan dan keluarga Kraton Yogyakarta. Salah satu diantara muridnya adalah RM Harimurti, seorang pangeran kraton, yang dikemudian hari beberapa muridnya mendirikan perguruan–perguruan pencak silat yang beraliran Harimurti.

Tapak Suci Pemersatu Bangsa, Kini Berkembang di 22 Negara
Para pendekar Tapak Suci Jatim saat penutupan Kejurnas Tapak Suci di Payakumbuh Sumbar. foto: ist

Kauman, Seranoman, dan Kasegu

Pendekar Besar KH Busyro Syuhada memberi wewenang kepada pendekar binaannya, A Dimyati dan M Wahib untuk membuka perguruan dan menerima murid. Perguruan baru yang didirikan pada tahun 1925 itu diberi nama Perguruan “Kauman”, yang beraliran Banjaran.

Perguruan Kauman mempunyai peraturan bahwa murid yang telah selesai menjalani pendidkan dan mampu mengembangkan ilmu pencak silat diberikan kuasa untuk menerima murid.

M. Syamsuddin yang menjadi murid kepercayaan Pendekar Besar M..Wahib diangkat sebagai pembantu utama; dan diizinkan menerima murid. Kemudian mendirikan perguruan ”Seranoman”.

Perguruan Kauman menetapkan menerima siswa baru, setelah siswa tadi lulus menjadi murid di Seranoman. Perguruan Seranoman melahirkan pendekar muda Moh. Zahid, yang juga lulus menjalani pendidikan di perguruan Kauman.

Moh. Zahid yang menjadi murid angkatan ketiga bahkan berhasil pula mengembangkan pencak silat yang berintikan kecepatan, kegesitan, dan ketajaman gerak.

Tetapi murid ketiga ini pada tahun 1948, wafat pada usia yang masih sangat muda. Tidak sempat mendirikan perguruan baru tetapi berhasil melahirkan murid, Moh Barie lrsjad.

Pendekar Besar KH Busyro Syuhada berpulang ke Rahmatullah pada bulan Ramadan 1942. Pendekar Besar KH Busyro Syuhada bahkan tidak sempat menyaksikan datangnya perwira Jepang, Makino, pada tahun 1943 yang mengadu ilmu bela dirinya dengan pencak silat andalannya.

Makino mengakui kekurangannya dan menyatakan menjadi murid Perguruan Kauman sekaligus menyatakan masuk Islam kemudian berganti nama menjadi Omar Makino. Pada tahun 1948 Pendekar Besar KH Burhan gugur bersama dengan 20 muridnya dalam pertempuran dengan tentara Belanda di barat Kota Yogyakarta.

Kehilangan besar pesilatnya menjadikan perguruan Kauman untuk beberapa sa’at berhenti kegiatannya dan tidak menampakkan akan muncul lagi Pendekar. Moh Barie lrsjad sebagai murid angkatan keenam yang dinyatakan lulus dari tempaan ujian Pendekar M Zahid, M Syamsuddin, M Wahib dan A Dimyati kemudian dalam perkembangan berikutnya mendirikan Perguruan Kasegu.

Kalau perguruan-perguruan sebelumnya diberi nama sesuai dengan tempatnya, Perguruan Kasegu diberikan nama sesuai dengan senjata yang diciptakan oleh Pendekar Moh Barie Irsjad.

Tapak Suci Pemersatu Bangsa, Kini Berkembang di 22 Negara
Tapak Susi di pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Stadion Manahan Solo, foto: muhammadiyah.or.id

Lahirnya Tapak Suci

Moh Barie lrsjad akhirnya mengeluarkan gagasan agar semua aliran Banjaran yang sudah berkembang dan terpecah-pecah dalam berbagai perguruan, disatukan kembali ke wadah tunggal.

Pendekar Besar M Wahib merestui berdirinya satu perguruan yang menyatukan seluruh perguruan di Kauman. Restu diberikan dengan pengertian Perguruan nanti adalah kelanjutan dari Perguruan Kauman yang didirikan pada tahun 1925 yang berkedudukan di Kauman.

Pendekar M Wahib mengutus 3 orang muridnya, dan M Syamsuddin mengirim 2 orang muridnya untuk bergabung. Maka Pendekar M Barie Irsjad bersama sembilan anak murid menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan perguruan.

Dasar-dasar Perguruan Kauman yang dirancang oleh Mo Barie lrsjad, Moh Rustam Djundab dan Moh Djakfal Kusuma menentukan nama Tapak Suci.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dikonsep oleh Moh Rustam Djundab. Doa dan lkrar disusun oleh H Djarnawi Hadikusuma.

Lambang Perguruan diciptakan oleh Moh Fahmie Ishom, Lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Suja’, Lambang Regu Inti Kosegu diciptakan Adjib Hamzah. Sedang bentuk dan warna pakaian dibuat o!eh Moh. Zundar Wiesman dan Anis Susanto. (*)

Catatan: Diolah dari berbagai sumber

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini