Sinergi Baru Menangani Panti Asuhan Muhammadiyah-Aisyiyah
foto: panti asuhan muhammaidyah kenjeran
UM Surabaya

Dalam penanganan kelompok terpinggirkan tidak bisa sendiri, tapi harus dengan sinergi. Sistem sinergi yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam penanganan masalah-masalah sosial tidak boleh timpang.

Artinya, jika Muhammadiyah atau Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) menerima bantuan, itu bukan berarti caranya dengan menengadahkan tangan.

Orang lain bersinergi dengan kita, bukan kita bersinergi dengan orang lain. MKS PP Aisyiyah dan MPKS PP Muhammadiyah bukan majelis minta-minta, tapi majelis yang kaya.

Paradigma panti yang berubah, bagaimana fungsi panti itu dapat termodernisasi oleh MKS PPA. Ungkapnya

Terkait eksistensi panti-panti asuhan Muhammadiyah sebaiknya dibentuk panti asuhan yang inklusif.

Dalam hitungannya, dalam satu panti asuhan menyediakan kuota untuk menerima anak-anak berkebutuhan khusus.

Oleh karena itu, dibutuhkan perlengkapan fasilitas yang memadai dan aksesibel. Selain itu, juga paradigma terhadap Lansia juga harus diubah.

Dalam gerakan yang dilakukan MKS kepada lansia bukan diasuh melainkan dimuliakan.

Dalam mengusahakan gerakan penanganan masalah sosial, ada tiga model sinergi yang bisa diimplementasikan oleh MKS yaitu sinergi strategi, sinergi program dan sinergi ad hoc.

Sinergi strategi yaitu dengan melakukan advokasi ke Kementerian Sosial (Kemensos) dalam program pembibitan kader Peksos Muhammadiyah.

Strategi program dengan menjalin MoU antara Muhammadiyah dengan stakeholder terkait, dan sinergi ad hoc melalui peremajaan LKSA. (*/tim)

(Disampaikan Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial PP Muhammadiyah Mariman Darto dalam agenda Rakernas MKS PP Aisyiyah di Yogyakarta, 28 Juli 2023)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini