إِنَّ اللهَ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ ، وَبِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ اللَّيْلِ
“Dari Abu Musa ‘Abdullah bin Qais Al Asy’ari RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, Allah meluaskan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima tobat dari hamba yang bermaksiat di siang hari.
Dan Allah meluaskan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima tobat dari hamba yang bermaksiat di malam hari.” (HR. Muslim no.7165)
Kandungan Hadis:
1. Allah SWT senantiasa memberi ampunan di setiap waktu dan menerima tobat setiap saat. Kematian akan menimpa semua orang, baik yang beriman atau yang durhaka, yang kaya atau yang miskin, yang terpandang ataun pun tidak, dan lain sebagainya.
Semua yang hidup pasti akan mati yakni manusia, hewan, bahkan tumbuhan sekali pun. Setelah mati, kita semua akan dihidupkan kembali untuk dipertanggungjawabkan semua amal perbuatan kita.
Oleh sebab itu sebagai seorang hamba kita harus senantiasa memohon ampun kepada Allah kapan pun dan di mana pun, karena kita tidak pernah tahu kapan kematian akan datang.
2. Allah selalu mendengar suara istigfar dan mengetahui tobat hamba-Nya. Allah merupakan Zat yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.
Allah mendengar setiap suara di muka bumi baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
Allah Maha Mendengar juga dapat bermakna Allah mengabulkan doa setiap hamba-Nya. Allah selalu mendengar suara istigfar hamba-Nya.
Maka ini pertanda bahwa setiap perkataan kita selalu diawasi dan didengar oleh Allah. Allah maha melihat, tidak pernah tidur.
Allah tahu semua yang kita kerjakan ataupun yang kita pikirkan ,serta Allah mengerti setiap doa yang kita panjatkan.
Sebagai hamba Allah kita harus selalu waspada dengan apa yang kita kerjakan, karena setiap perlakuan kita baik atau pun buruk akan selalu dilihat oleh Allah.
Apabila kita bertobat setelah berbuat kesalahan, Allah akan mengetahuinya. Dan Allah akan melimpahkan suatu rahmat kepada hamba-Nya yang mau bertobat itu.
3. Apabila kematian sudah diambang pintu, maka tobat tidak akan diterima. Dalam melakukan tobat, Allah telah menetapkan batas waktunya.
Mula–mula batas waktu yang ditetapkan adalah setengah hai atau kira-kira enam jam sebelum seseorang itu sekarat.
Orang yang bertobat setengah hari sebelum ia mati, tobatnya akan diterima. Artinya dosa-dosanya selama hidup akan dihapus.
Kalau sampai batas waktunya ia meninggal dalam kondisi tetap seperti itu, maka ia akan meninggal dalam kondisi husnul khotimah. Surga akan menjadi tempatnya kelak di hari akhir.
Namun meski enam jam buat hidup seorang manusia termasuk singkat, adakalanya waktu yang sesingkat itu masih saja dimanfaatkan untuk maksiat sehingga ia mati su’ul khatimah (lawan dari khusnul khatimah).
Maka Allah memendekkan kembali batas akhir waktu tobatnya. Yaitu, sesaat sebelum meninggal. Mungkin dalam hitungan menit. Bagi mereka yang masih sempat bertobat maka Allah akan ampuni dosa-dosanya. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News