Di dalam kitab At-Ta’rîfât oleh Ali Al-Jurjani disebutkan bahwa ikhlas adalah engkau tidak mencari orang yang menyaksikan amalmu selain Allah.
Ikhlas juga diertikan membersihkan amal dari berbagai kotoran (Ali Al-Jurjani, At-Ta’rîfât)
Syekh Muhammad Nawawi di dalam kitabnya Nashâihul ‘Ibâd membagi Ikhlas ke dalam tiga tingkatan (Muhammad Nawawi Al-Jawi, Nashâihul ‘Ibâd)
فأعلى مراتب الاخلاص تصفية العمل عن ملاحظة الخلق بأن لا يريد بعبادته الا امتثال أمر الله والقيام بحق العبودية دون اقبال الناس عليه بالمحبة والثناء والمال ونحو ذلك
“Tingkatan ikhlas yang paling tinggi adalah membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk (manusia) di mana tidak ada yang diinginkan dengan ibadahnya selain menuruti perintah Allah dan melakukan hak hamba, bukan mencari perhatian manusia seperti cinta manusia, pujian, harta dan sebagainya.”
Ada pun tingkatan ikhlas yang kedua Syekh Nawawi menyebutkan
والمرتبة الثانية أن يعمل لله ليعطيه الحظوظ الأخروية كالبعاد عن النار وادخاله الجنة وتنعيمه بأنواع ملاذها
“Tingkat ikhlas yang kedua adalah melakukan perbuatan karena Allah supaya diberi bagian-bagian akhirat seperti dijauhkan dari siksa api neraka dan dimasukkan ke dalam surga dan menikmati pelbagai macam nikmat surga.”
Seterusnya Syekh Nawawi menyebutkan:
والمرتبة الثالثة أن يعمل لله ليعطيه حظا دنيويا كتوسعة الرزق ودفع المؤذيات
“Tingkatan ikhlas yang ketiga adalah melakukan perbuatan karena Allah supaya diberi bagian dunia seperti kelapangan rezeki dan terhindar dari hal-hal yang menyakitkan.”
وما عدا ذلك رياء مذموم
“Selain ketiga motivasi di atas adalah riya yang tercela.” (*/tim)