Makna Fasad Bukan Cuma Pengganggu, Simak Penjelasan Ini
Ilustrasi foto: lpm-triallaw.
UM Surabaya

Fasad, sebuah kata yang memiliki beragam makna dan konotasi negatif, telah mengalami perkembangan dan penafsiran dari masa ke masa.

Makna fasad telah berkembang dari sekadar pengganggu dan kerusakan sifat menjadi konsep yang mencakup berbagai hal negatif dalam kehidupan sosial.

Pada masa pra-Islamic, fasad lebih merujuk kepada perbuatan negatif dan pengganggu dalam masyarakat.

Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kekacauan dan kerusakan yang ditimbulkan oleh perilaku yang merugikan bagi kelangsungan hidup komunitas.

Fasad pada masa ini berkaitan dengan kerusakan sifat manusia dan gangguan yang menyebabkan ketidakharmonisan dalam masyarakat.

Kemudian, pada masa Islamic, makna fasad menjadi lebih terdefinisi dan lebih luas. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada kerusakan, kebinasaan, kekacauan, dan keingkaran.

Dalam konteks Alquran, fasad dipahami sebagai segala bentuk perilaku yang melanggar ajaran agama dan norma-norma moral.

Fasad mencakup berbagai tindakan negatif yang dapat merugikan individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Saat memasuki masa pasca-Islamic, makna fasad semakin meluas ke berbagai aspek kehidupan sosial. Istilah ini telah mencakup seluk-beluk kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya dan lingkungan sekitar.

Fasad pada masa ini mencakup berbagai perilaku negatif seperti munafik, ingkar, lalai, zalim, kerusakan akhlak pada diri seseorang, pemahaman beragama yang rusak, kerusakan ekosistem alam, hingga rusaknya moral dalam bersosial dengan makhluk.

Di era pasca-Islamic, pemahaman tentang fasad mencakup pula perilaku korupsi, tindakan yang tidak sah, dan dampak negatif dari dosa dan maksiat yang telah dilakukan. Istilah ini telah menjalar ke berbagai aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan.

Dalam perkembangannya, makna fasad telah melampaui batasan waktu dan ruang. Istilah ini tetap relevan dalam membahas berbagai fenomena negatif yang dapat merusak tatanan sosial dan moral masyarakat.

Makna fasad yang luas dan mendalam mengajak manusia untuk senantiasa menjaga kebaikan, menghindari perbuatan negatif, dan berupaya menciptakan harmoni dalam hubungan dengan sesama dan alam sekitar.

Pemahaman yang mendalam tentang makna fasad ini mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan moral yang mendasari ajaran agama.

Hal ini mendorong kita untuk berintrospeksi dan berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik, berlandaskan pada keadilan, kesucian hati, dan harmoni dengan lingkungan.

Dengan memahami konsep fasad dalam berbagai konteks, kita diharapkan dapat menghindari perilaku negatif dan menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. (*/tim)

(Disampaikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat Ayi Yunus Rusyana dalam acara Gerakan Subuh Mengaji, 26 Juli 2023)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini