Kader Muhammadiyah Harus Seimbangkan Iman dan Ilmu
Busyro Muqoddas

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas menegaskan, semakin besar Muhammadiyah, maka konsekuensinya semakin besar dalam mengemban amar ma’ruf nahi munkar.

Berkaitan dengan hal tersebut, terbukti dengan semakin banyak amal usaha Muhammadiyah dan aktivitas sosial kemasyarakatan yang luas.

“Kaderisasi menjadi pilar muktamar. Untuk mengembangkan peradaban dalam menegakan nilai kemausiaan. Maka iman dan ilmu menjadi hal yang penting,” katanya saat memberikan sambutan dalam Tanwir Pra Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Sabtu (5/8/2023).

Kegiatan secara hybrid ini digelar di Pusdiklat PKU Muhammadiyah Jakarta dan diikuti oleh Pimpinan Wilayah (PW) IPM se-Indonesia.

“Jika kamu ingin sukses dunia gunakanlah ilmu, jika ingin sukses di akhirat gunakanlah ilmu, jika ingin sukses dunia akhirat gunakanlah ilmu,” tutur Busyro.

Dia menegaskan, melalui tanwir pra-muktamar tak lepas dari evaluasi pimpinan, maka IPM juga perlu melakukan demokrasi dengan wujud demokratis di bidang pendidikan di basis yang benar.

Busyro juga berpesan IPM menjadi bagian penting organisasi pelajar yang mengutamakan intelektualisme.

“Jangan sampai negeri ini dikeroyok oleh orang yang sekadar mengais harta kekayaaan, tapi tidak dilakukan dengan kesadaran ilmu yang memadai,” tutur dia.

Sebagai informasi, Tanwir ialah permusyawaratan tertinggi di bawah Muktamar. Ada pun dalam prosesnya membahas mengenai agenda muktamar.

Termasuk di dalamnya terdapat penetapan nama-nama calon formatur atau kandidasi yang nantinya akan dipercayai untuk menakhodai gagasan hasil muktamar.

Dalam sambutannya Nashir Efendi mengatakan pada Tanwir IPM, tidak hanya menjadi organisasi rutinitas yang tidak produktif.

“Kunci kemajuan IPM adalah memajukan sekolah-sekolah Muhammadiyah. Pembeda dari kita ialah dapat menggerakkan sumber daya manusianya untuk memajukan IPM,” katanya.

“Muktamar hybrid sama sekali tidak mengurangi substansi di dalam materi. Saya harap teman-teman dapat mendengar laporan serta memberi saran,’’ ujar dia.

Dia juga mengatakan perlunya gaya organisasi yang berbeda dari sebelumnya. Menurutnya, melalui tanwir ini bisa menjadi titik mula organisasi yang kredibel dan tetap ramah dalam dunia kreatif. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini