Jagalah Lisan, Berpikirlah sebelum Berbicara
Ilustrasi foto: sojo
UM Surabaya

Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah al-Mu’thi, ar-Razzaq, Zat Yang Maha memberikan berbagai nikmat kepada seluruh makhluk-Nya untuk menegakkan kewajiban dan ketaatan mereka kepada-Nya semata. Itulah salah satu bukti rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku.”
(adz-Dzariyat: 56)

Ada pun jenis dan jumlah nikmat-Nya hanya Allah yang Maha Mengetahui. Allah SWT berfirman:

“Dan (Dia) menyempurnakan untukmu nikmat-Nya, lahir dan batin.” (Luqman: 20)

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya).”
(an-Nahl)

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya.”
(Ibrahim: 34)

Dari sekian banyak kenikmatan yang Allah limpahkan kepada hamba-hamba-Nya, yang paling agung adalah nikmat lisan.

Dengan lisan, seorang hamba mampu berkomunikasi dan mengungkapkan apa yang ada pada dirinya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah, dan dua buah bibir?” (al-Balad: 8,9)

Lisan yang kecil ini ibaratnya pedang bermata dua. Jika tidak memberi manfaat kepada pemiliknya, ia justru akan membinasakannya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya kecuali di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaf: 18)

“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu).” (al-Infithar: 10—11)

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata:

“Sungguh, salafush shalih rahimahumullah telah bersepakat bahwa malaikat yang ada di samping kanan seorang hamba adalah malaikat yang akan mencatat seluruh amal kebaikan.

Ada pun malaikat yang ada di samping kirinya adalah malaikat yang akan mencatat amalan kejelekan.” (Jami’ al-‘Ulum wal Hikam, 1/336)

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menerangkan makna ayat tersebut dalam tafsirnya,

Amalan kalian pasti akan dihisab. Allah SWT telah menugaskan sebagian malaikatnya yang mulia untuk mencatat ucapan dan perbuatan kalian.

Mereka (para malaikat itu) mengetahui amalan kalian, baik amalan hati maupun anggota badan. Maka dari itu, sepantasnya kalian memuliakan dan menghormati mereka (dengan kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya).

Rasulullah bersabda: “Sungguh, seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang diridai oleh Allah SWT yang dia tidak ingat atau pikirkan, yang dengannya Allah akan mengangkat derajatnya.

Sungguh, seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang dimurkai oleh Allah SWT yang dia tidak ingat atau pikirkan, yang dengan sebab itu dia akan masuk ke dalam Jahannam.” (Muttafaqun alaih, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu)

Jadi, orang yang bijak adalah orang yang berpikir sebelum berbicara; apakah perkataan yang ingin dia ucapkan akan mendatangkan keridaan Allah atau kemurkaan-Nya? Akan mendatangkan keuntungan di akhirat ataukah kerugian?

Rasulullah bersabda: “Barang siapa menjamin apa yang ada di antara dua tulang rahangnya (yakni lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (yakni kemaluan), niscaya aku menjamin jannah (surga) baginya.” (Muttafaqun ‘alaih, dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu anhu)

Rasulullah juga bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.” (Muttafaqun ‘alaih dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu)

Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, makna hadis ini adalah apabila seorang hamba ingin berbicara, hendaklah dia berpikir terlebih dahulu.

Apabila telah tampak jelas baginya bahwa tidak ada kerugian/mudarat terhadap dirinya, hendaklah dia mengatakannya. Namun, apabila tampak jelas baginya kerugian/mudarat atau dia ragu-ragu, hendaklah dia diam.” (Syarh Shahih Muslim, 1/222)

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, makna hadis tersebut ialah ketika seseorang ingin berbicara hendaklah dia berpikir terlebih dahulu.

Jika yakin bahwa ucapannya tidak menimbulkan akibat yang jelek dan tidak menyeretnya pada perkara yang haram atau makruh, hendaklah dia berbicara.

Namun, apabila perkaranya adalah mubah, yang selamat adalah dia diam supaya tidak terseret ke dalam perkara yang haram atau makruh.” (Fathul Bari, 13/149)

Perhatikan pula ucapan Imam Ibnul Qayyim rahimahullah ketika menceritakan bagaimana Iblis la’natullah ‘alaih mengomando bala tentaranya,

Iblis berkata kepada anak buahnya, berjaga-jagalah kalian pada pos lisan karena pos tersebut adalah pos yang paling strategis.

Doronglah lisannya untuk mengucapkan berbagai perkataan yang akan merugikannya dan tidak akan menguntungkannya.

Halangilah hamba itu untuk membiasakan lisannya dengan hal-hal yang bermanfaat, seperti zikir, istigfar, membaca Alquran, memberi nasihat, dan berbicara tentang ilmu.

Niscaya kalian akan mendapatkan dua hasil besar di pos ini, tidak usah engkau hiraukan hasil manapun yang engkau dapatkan :

Dia berbicara dengan kebatilan. Orang yang berbicara dengan kebatilan adalah saudara dan penolongmu. Dia berdiam diri dari kebenaran

Orang yang tidak berbicara dengan kebenaran adalah saudaramu yang bisu, sebagaimana saudaramu yang pertama tadi, hanya saja dia pandai bicara.

Barang kali saudaramu yang bisu ini lebih bermanfaat bagi kalian. Tidakkah kalian dengar ucapan seorang pemberi nasihat, “Orang yang berbicara dengan kebatilan adalah setan yang pandai bicara, sedangkan orang yang diam dari kebenaran adalah setan yang bisu.”

Maka dari itu, teruslah kalian berjaga di pos itu. Pos yang dia bisa berbicara dengan kebenaran atau menahan diri dari kebatilan.

Hiasilah pembicaraan kebatilan kepadanya dengan segala cara. Takut-takutilah dia untuk menyampaikan kebenaran dengan segala cara.

“Ketahuilah, wahai anak-anakku, pos lisan inilah tempat aku berhasil membinasakan anak keturunan Adam dan menyeret mereka ke dalam Jahannam.

Betapa banyak korban yang berhasil aku bunuh, aku tawan, atau aku lukai melalui pos ini.” (ad-Da’u wad Dawa’, hlm. 154—155). (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini