Mereka yang Menyamakan Urusan Dunia dan Akhirat
Ilustrasi: ist

Dunia itu ibarat tembikar yang pasti akan rusak dan hancur. Sedangkan akhirat itu ibarat emas yang kekal.

Jika emas yang kekal itu dianggap sama dengan tembikar yang pasti akan rusak dan hancur, maka anggapan itu keliru.

Dalam kitab Al-Fushul al-‘Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah disebutkan:

كلُّ من سَوَّى بين آخراته و دنياه في الاهتمام والحرص الباطن والسعي والطلب الظاهر فهو على غايةٍ من الحماقة، ونهايةٍ من الغباوة, فكيف بمن يكون اهتمامه بدنياه وحرصُه عليها وسعيه لها اعظمَ واكثرَ من اهتمامه بأخراته وسعيه لها، بل كيف يكون حال من لا يكون له اهتمامٌ بآخرته ولا حرص عليها البتَه، نعوذ بالله من ذالك

“Setiap orang yang menyamakan antara dunia dan akhirat dalam hal perhatian, keinginan dalam hati, usaha dan mencarinya secara nyata, maka ia adalah orang yang bodoh.

Apalagi orang yang perhatian, keinginan, serta usaha dan kegiatannya untuk dunia lebih besar dan lebih banyak daripada perhatian dan usahanya pada akhirat.

Jadi barang siapa memperlakukan sama antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat orang itu tidak paham akan hakikat kehidupan di dunia dan di akhirat. Orang seperti ini oleh Sayyid Abdullah al-Haddad disebut orang yang sangat bodoh.

وإنما صار الذي سوى بين الأخرة والدنيا في الحرص والسعي الظاهر على مثل ما ذكرنا من الحماقة والغباوة لتسويته بين ما هو خير وأبقى، وأصفى وأوسع، وبين ما هو دني، زائل، كدر، منغص ضيق، فصار مثله مثل من سوى بين الجوهرة والبعرة، وبين القطعة من الذهب الخالص والحزوة، بل أبعد وأغرب

“Ada pun alasan mengapa orang yang secara nyata menyamakan antara dunia dan akhirat dalam hal keinginan dan usahanya sebagaimana telah disebutkan di atas, dinilai sebagai orang yang sangat bodoh adalah disebabkan ia menyamakan antara sesuatu yang lebih utama dan lebih kekal, lebih murni dan lebih luas, dengan sesuatu yang remeh, mudah sirna, keruh dan sempit, sehingga perumpamaannya seperti seseorang yang menyamakan antara batu permata dengan pasir, atau antara emas murni dengan tembikar, juga lebih jauh lagi dan lebih aneh,”

والذي يؤثر الآخرة على الدنيا هو المؤمن الكيِّس الحازم

“Orang-orang yang lebih mengutamakan akhirat daripada dunia adalah orang mukmin yang pandai dan bijaksana.”

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa orang-orang yang lebih mengutamakan akhirat daripada dunia adalah bentuk terbaik dan paling tinggi maqam-nya. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini