Akhir Perjalanan Hidup Para Kontra Narasi Profetik
Ilustrasi foto: cmcsoxford
UM Surabaya
Alquran menarasikan nilai-nilai profetik dengan berbagai ilustrasi dan contoh. Kepatuhan dan ketaatan pada nilai-nilai profetik akan membawa keselamatan hidup baik di dunia maupun akhirat.
Sebaliknya Alquran juga mendeskripsikan para kontra narasi profetik. Mereka sengaja melakukan kejahatan dengan menolak ajaran nabi.
Bahkan Alquran menamai para pelaku kezaliman dengan sampah pada akhir kehidupannya.
Kisah kaum Nabi Hud dan Nabi Shalih menjadi saksi sejarah, di mana mereka melakukan pendustaan pada utusan Allah. Akhir kejahatan dari orang-orang zalim berakhir buruk dan menghinakan diri mereka sendiri.
Diutusnya para Nabi dan Rasul adalah untuk mengajak manusia agar menyembah hanya kepada Allah. Mereka mengajak kaumnya dengan santun dan penjelasan yang gamblang tentang bagaimana mentauhidkan dan melakukan penyembahan kepada Allah.
Alih-alih mematuhi, para pelaku kejahatan itu merespons dengan tindakan yang melecehkan ajaran itu.
Atas penolakan dan penghinaan itu, maka Allah pun menghinakan akhir kehidupan mereka. Alquran menggambarkan kehancuran itu sebagaimana firman-Nya:
فَاَ خَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ بِا لْحَـقِّ فَجَعَلْنٰهُمْ غُثَآءً ۚ فَبُعْدًا لِّـلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
“Lalu mereka benar-benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur, dan Kami jadikan mereka (seperti) sampah yang dibawa banjir. Maka binasalah bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Mu’minun : 41)
Alquran mempersonifikasikan jasad mereka seperti sampah. Hal ini karena kejahatan mereka di luar batas. Betapa tidak, rasul yang datang dengan baik baik, dan niat mulia justru mereka perlakukan secara hina.
Mereka yang memiliki perilaku rusak diingatkan untuk kembali ke jalan yang benar. mendustakan rasul mereka yang memperingatkan perilaku mereka yang rusak.
Rasul itu memperingatkan perilaku rusak kaumnya dengan menasihati keyakinan yang menyimpang. Kaumnya meyakini bahwa hidup yang sebenarnya hanyalah di dunia, dan menolak adanya kehidupan akhirat.
Mereka pun bebas melakukan apa saja sesuai dengan kepentingan dan keinginan hawa nafsu mereka. Mereka pun melakukan berbagai kejahatan, seperti menyembah berhala, mencuri, mengambil hak orang lain.
Mereka tanpa mempertimbangkan akibat perbuatannya. Di tengah gejala kerusakan itu, datang utusan Allah untuk mengingatkan dampak buruk perilaku mereka. Bukannya sadar, mereka justru menjadi -jadi perilaku buruknya.
Mereka bahkan menuduh seorang rasul sebagai orang gila, tukang sihir dan sebagaimanya. Kehidupan dunia telah menyilaukan mereka hingga menghalalkan segala cara untuk meraihnya.
Hal ini dilandasi oleh ketidakpercayaan adanya kehidupan sesudah kematian. Allah mengabadikan hal itu sebagaimana firman-Nya:
اِنْ هِيَ اِلَّا حَيَا تُنَا الدُّنْيَا نَمُوْتُ وَنَحْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوْثِيْنَ
“(kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah) kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan (lagi),” (QS. Al-Mu’minun: 37)
Penolakan terhadap hari kebangkitan itu membuat mereka cinta dan menikmati kehidupan dunia, hingga lupa bahwa kelak mereka akan mempertanggungkawabkan perbuatannya.
Ketika ada utusan datang untuk menunjukkan kesalahan mereka, justru utusan itu distigma sebagai orang yang mengada-ada dan menuduh dengan perkataan yang menyakitkan. Hal ini diterangkan Alquran sebagaimana firman-Nya:
اِنْ هُوَ اِلَّا رَجُلُ ٱِفْتَـرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا وَّمَا نَحْنُ لَهٗ بِمُؤْمِنِيْنَ
“Dia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kita tidak akan memercayainya.” (QS. Al-Mu’minun: 38)
Tuduhan terhadap nabi melakukan kebohongan merupakan pendustaan yang besar, sehingga hal itu semakin membuat mereka semakin menjadi-jadi perbuatan jahatnya. Dengan demikian perbuatan jahat itu terus berlangsung tanpa bisa dihentikan.
Nasihat Baik Berbuah Tuduhan Buruk
Ketika datang peringatan dan nasehat dari seorang utusan yang mengajak untuk memperbaiki keadaan, mereka menuduh dengan tuduhan balik. Hal itu ditegaskan Alquran sebagaimana firman-Nya:
اَمْ يَـقُوْلُوْنَ بِهٖ جِنَّةٌ ۗ بَلْ جَآءَهُمْ بِا لْحَـقِّ وَاَ كْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كٰرِهُوْنَ
“Atau mereka berkata, “Orang itu (Muhammad) gila.” Padahal, dia telah datang membawa kebenaran kepada mereka, tetapi kebanyakan mereka membenci kebenaran.” (QS. Al-Mu’minun: 70)
Apa yang disampaikan Nabi merupakan fakta kejahatan, tetapi mereka justru membalas dengan menuduh nabi sebagai pembuat kegaduhan atau keonaran serta pemecah belah bangsa.
Mereka tidak berupaya untuk memperbaiki diri tetapi justru menutupi kejahatannya. Alquran menggambarkan adanya kerusakan kolektif yang merusak langit dan bumi.
Stigma dan tuduhan balik terhadap seseorang yang memberi peringatan sekaligus pencerahan kepada Masyarakat namun dituduh balik sebagai pembuat onar dan kegaduhan.
Apa yang dituduhkan kepada nabi dengan julukan perusak budaya nenek moyang atau tidak patuh terhadap tradisi nenek moyang.
Untuk memudahkan hal itu, bisa diilustrasikan kasus yang saat ini menimpa Rocky Gerung (RG). Dia melontarkan kritik terhadap penguasa yang telah bertindak menyimpang, mulai dari korupsi, pembungkaman suara kritis, menjual negara kepada asing, utang yang menumpuk.
Alih-alih sadar dan koreksi diri, para pelaku kejahatan justru menghilangkan subtansi kritik, dan justru berbalik menyerang RG sebagai orang yang tak punya hati, dan menciptakan keributan.
Dia pun dipersekusi karena dituduh sebagai pembuat gaduh, pemecah belah bangsa, dan sederet julukan buruk yang menyerang pribadinya.
Apa yang dilakukan nabi dalam menasihati kaumnya, juga berbalik cacian, makian, dan tuduhan telah melakukan kebohongan dan melawan tradisi yang telah mengakar.
Karena tidak bisa berubah atas nasehat Nabi, dan justru menuduh nabi dengan tuduhan yang mengada-ada, maka Allah pun menghinakan mereka. Akhir hidup mereka secara hina seperti sampah yang kotor dan menjijikkan.
Itulah akhir kehidupan orang-orang yang melecehkan narasi profetik dan terus menghinakan pembawanya, serta tidak berhenti memusuhi dan menolak misi profetik para Nabi dan Rasul. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini