Tiga Kriteria Dalam Konsep Hayah Thayyibah
Ilustrasi foto: wisconsinmuslimjournal
UM Surabaya

Dalam perjalanannya sebagai risalah bagi seluruh alam, Islam mengemban pesan rahmat yang melampaui batas-batas sempit.

Alquran Surat al-Anbiya ayat 107 dengan tegas menggambarkan Islam sebagai pembawa risalah rahmat yang universal.

Pandangan ini diperkuat oleh pandangan yang mengartikan rahmat sebagai perasaan lembut dan kasih sayang yang mendorong untuk memberikan kebaikan nyata kepada sesama.

Pemahaman tentang kebaikan nyata yang meluas tercermin dalam konsep hayah thayyibah, yang ditemukan dalam QS. an-Nahl ayat 97. Menurut Hamim

Dalam tafsir sahabat, hayah thayyibah dijelaskan meliputi tiga kriteria penting yang menggambarkan esensi kehidupan yang baik.

Pertama, rezeki halal menjadi landasan utama. Ibn Abbas dalam satu riwayat menyatakan bahwa kebaikan nyata mencakup rezeki yang halal, yang memberikan dasar yang kuat bagi keberkahan dalam hidup.

Rezeki yang diperoleh dengan cara yang benar dan halal memberikan pondasi yang kokoh bagi kebahagiaan dan ketenangan.

Kedua, qana’ah atau kepuasan adalah elemen penting lainnya. Ali bin Abi Thalib menjelaskan bahwa kehidupan yang baik adalah ketika seseorang merasa puas dengan apa yang dimilikinya.

Rasa puas ini melampaui sekadar materialisme dan ambisi tanpa batas. Qana’ah membawa kedamaian batin dan membebaskan jiwa dari kecemasan yang tidak perlu.

Ketiga, kebahagiaan menjadi pijakan yang tak terpisahkan. Dalam tafsir lain dari Ibn Abbas, kebahagiaan dinyatakan sebagai komponen kunci dari kehidupan yang baik.
Kebahagiaan dalam merasakan berkah dan kehadiran Allah memberikan kedamaian yang mendalam.

Tafsir sahabat tentang hayah thayyibah di atas sejalan dengan bunyi QS. Al Baqarah ayat 62: pertama, lahum ajruhum ‘inda rabbihim (sejahtera sesejahtera-sejahteranya).

Kedua, wa la khaufun ‘alaihim (damai sedamai-damainya). Ketiga, wa la hum yahzanun (bahagia sebahagia-bahagianya) di dunia dan di akhirat.

Dengan memiliki ketiga kriteria ini, seseorang dapat mengalami hayah thayyibah, kehidupan yang baik yang tercermin dalam rezeki halal, kepuasan batin, dan kebahagiaan yang abadi.

Konsep hayah thayyibah ini sejalan dengan ajaran Alquran yang menjelaskan bahwa iman dan amal saleh akan memberikan balasan dalam bentuk: kesejahteraan, keamanan, dan kebahagiaan (QS. al-Baqarah ayat 62).

Sebuah hidup yang tercerahkan oleh rahmat Islam, yang membawa kebaikan nyata dan mencakup kriteria hayah thayyibah, membimbing manusia menuju kedamaian batin dan harmoni dengan alam sekitar.

Dalam perjalanan menuju hayah thayyibah, Islam mengilhami individu untuk menjalin hubungan harmonis dengan sesama makhluk, menjaga keberkahan dalam rezeki, dan merasakan kepuasan yang mendalam.

Konsep ini tidak hanya berlaku dalam aspek individual, tetapi juga mengajarkan tanggung jawab sosial dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan harmonis.

Kebaikan nyata, sebagai perwujudan rahmat Islam, menjadikan manusia sebagai agen perubahan yang berkontribusi pada kehidupan yang bermakna di dunia dan kebahagiaan abadi di akhirat. (*/tim)

(Disampaikan Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas dalam Sekolah Tarjih di Madina Inn Hotel, Yogyakarta, 5 Agustus 2023)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini