Ketika Manusia Mengubur Nilai-Nilai Profetik
Ilustrasi: artpal
UM Surabaya

Manusia profetik akan mengarahkan hidupnya untuk mewujudkan tujuan hidupnya. allah sudah menetapkan bahwa manusia diciptakan sebagai wakil Allah untuk memakmurkan bumi ini.

Allah pun memberi manusia untuk mengenal Allah, yakni adanya hati, akal dan hawa nafsu. Hati dipergunakan untuk memandu, mengendalikan dan mengarahkan akal.

Akal dipandu untuk mengarahkan nafsu agar tidak bebas-liar. Alih-alih hati dimanfaatkan sebagai panduan, tetapi manusia justru hawa nafsu sebagai panduan, akal sebagai pembenar, dan hati dilalaikan.

Ketika hawa nafsu dijadikan panduan, maka manusia terlalaikan dari tujuan hidupnya, dan menciptakan kehdupan sendiri. Manusia pun menciptakan orientasi baru dan melalaikan hidupnya untuk mengagungkan Allah. Itulah bencana besar yang menghinakan dirinya.

Tujuan Hidup

Sebagai makhluk ciptakan Allah yang terbaik, Allah menyiapkan sejumlah perangkat untuk menciptakan tatanan hidup di dunia dengan menetapkan manusia sebagai panglima (khalifah).

Allah pun menetapkan tujuan dan orientasi hidup yang jelas. Manusia pun diberi panduan dan bimbingan yang akan mengingatkan terus menerus tujuan hidupnya.

Tujuan hidup manusia tidak lain adalah tunduk dan patuh kepada Allah dengan mengikuti aturannya.

Allah pun menciptakan berbagai fasilitas hidup, dengan menyediakan penghidupan dengan sejumlah kenikmatan duniawi. Agar tidak menyimpang, Allah juga memandu dan mengawasi manusia dengan panduan ilahi, yakni turunnya sang utusan atau nabi.

Nabi diutus untuk memperingatkan ketika terjadi penyimpangan hidup. Berita gembira berupa surga bagi yang mau kembali ke jalan yang benar, dan berita buruk berupa nerak dan dan kesengsaraan hidup bagi mereka yang tetap berjalan di atas dosa.

Allah pun mengikat janji dengan ikrar setia untuk mentauhidkan Allah, dan mengajak manusia untuk mengagungkan Allah. Dengan kata lain, Allah memastikan bahwa manusia memiliki tujuan hidup yang jelas.

Allah pun mendeklarasikan diri-Nya sebagai Tuhan Penguasa-Pemelihara alam dan semua perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban. Ikrar dan janji akan kembali kepada Allah dipastikan bakal terjadi.

Hal ini agar manusia hidup tidak main-main, dan serius mewujudkan tegaknya tauhid di muka bumi ini. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya:

اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ

“Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minun : 115)

Fasilitas dunia yang lengkap, justru melalaikan dirinya dari penyembahan. Bukannya mengajak manusia untuk menjadi pemimpin yang mengendalikan dunia, manusia dikendalikan dunia.

Mereka leluasa menumpuk harta, dan menghalalkan segala cara untuk menjadi hamba harta.

Terjadi korupsi dan menyalahgunakan kekuasaan bisa dipastikan disebabkan oleh kelalaikan akan tujuan hidupnya. Dia telah melupakan bahwa dirinya akan dimintai pertanggungjawaban.

Ketika diingatkan untuk kembali ke jalan yang lurus justru melakukan penolakan dan perlawanan. Bahkan menghinakan dan melecehkan pihak yang memberi peringatan dengan mengancam, meneror, atau membunuh karakternya.

Tindak kejahatan yang dilakukannya, seringkali berjalan lancar, dan hidupnya semakin mapan. Dia berhasil mengendalikan seluruh tatanan dan siapa pun tunduk dan padanya.

Fir’aun merupakan contoh paling monumental untuk menggambarkan sosok manusia jahat yang leluasa melakukan kezaliman.

Dengan berbagai fasilitas kekuasaan, kolega elite yang selalu membenarkan perkataannya, serta loyalitas pengikut yang membabi buta, maka Fir’aun berhasil menempati puncak kezaliman.

Puncak kezaliman itu ketika mengakui dirinya sebagai tuhan. Nabi Musa pun datang untuk mengingatkan puncak kezaliman itu.

Alih-alih sadar dan patuh, Fir’aun justru melawan dan mengerahkan segala daya kuasanya untuk menghabisi Nabi Musa dan pengikutnya.

Di puncak kezaliman itulah, Allah mengakhiri hidupnya secara tragis dan menghinakan, yakni ditenggelamkan di laut beserta tentaranya.

Kemusyrikan Kolektif

Apa yang terjadi pada Fir’aun merupakan kejahatan paling tinggi, dan itu berawal dari hilangnya orientasi hidup, serta lalainya akan hari pertanggungjawaban.

Hilangnya orientasi hidup itu menciptakan orientasi hidup yang baru dan berbeda dengan skenario Allah. Ketika skenario Allah menjadi manusia untuk menyembah hanya kepada Allah, terjadi pergeseran karena godaan dunia.

Ketika manusia tergoda dunia, itulah awal terjadinya kemusyrikan. Ketika manusia menguasai dunia, dan lupa akan pertanggungjawabannya, maka dia melakukan apa saja untuk mengikuti keinginan dan hawa nafsunya.

Kemusyrikan bukan hanya menjauhkan dirinya dari Allah, tetapi akan menuntun manusia untuk mencari jalan sejauh-jauh dari ketaatan kepada Allah.

Ketika diingatkan untuk kembali kepada Allah dengan melakukan penyembahan kepada-Nya, dia justru melakukan penolakan dan berupaya untuk mendustakannya. Dia tetapi kukuh menyembah kepada selain Allah.

Padahal berbagai kenikmatan dan fasilitas hidup telah dirasakannya. Situasi seperti ini digambarkan Alquran bahwa Alah sangat murka. Hal ini diabadikan Allah sebagaimana firman-Nya :

وَمَنْ يَّدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ ۙ لَا بُرْهَا نَ لَهٗ بِهٖ ۙ فَاِ نَّمَا حِسَا بُهٗ عِنْدَ رَبِّهٖ ۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْـكٰفِرُوْنَ

“Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada Tuhannya. Sungguh orang-orang kafir itu tidak akan beruntung.” (QS. Al-Mu’minun : 117)

Kelalaian dan hilangnya orientasi hidup manusia dari nilai-nilai profetik ini membuat manusia lalai untuk menyembah Allah.

Bahkan Allah memastikan bahwa ketika manusia mengadakan sesembahan kepada selain Allah, maka Allah akan memasukkan sebagai hamba yang tidak beruntung.

Ketika Allah menyatakan tidak beruntung, maka tempat yang layak adalah tempat yang menghinakan dan menyengsarakan, yakni neraka. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini