Produksi film-film tentang para kader dan pejuang Muhammadiyah harus lebih banyak. Karena masih banyak anak-anak muda, termasuk kader muda Muhammadiyah, yang masih belum mengetahui siapa tokoh-tokoh pendahulunya.
“Seperti Ir H Djuanda Kartawidjaja, yang dibenak publik diketahui sebagai nama Bandar Udara di Surabaya,” ujar Ketua PP Muhammadiyah Irwan Akib dalam sambutannya dalam acara konferensi pers film Ir. H. Djuanda di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin (7/8/2023).
“Oleh karena itu, saya kira ini akan menjadi sangat penting bagi kita semua dan juga anak-anak kita ke depannya.” timpalnya.
Mengulas tentang peran kenegaraan dan kebangsaan Djuanda, Irwan mengatakan tidak bisa membayangkan Indonesia seperti sekarang jika dahulu tidak ada Deklarasi Djuanda.
Deklarasi yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.
“Tetapi dengan hadirnya Deklarasi Djuanda inilah yang akhirnya menyatukan Republik Indonesia seperti saat ini, dan ini menjadi hal yang sangat penting untuk bisa dipahami oleh kita dan juga generasi saat ini,” jelas Irwan.
Selain Ir. Djuanda Kartawidjaja, kader Muhammadiyah yang berperan besar untuk keindonesiaan adalah Ir. Sukarno, Jenderal Besar Sudirman, Ki Bagus Hadikusumo, dan masih banyak lagi yang lain, termasuk KH. Ahmad Dahlan dan Nyai Siti Walidah.
“Karena, kehadiran Muhammadiyah, kehadiran tokoh-tokoh Muhammadiyah itu bukan hanya untuk Muhammadiyah semata, tetapi untuk kepentingan bangsa ini, kepentingan kemanusiaan,” tegasnya.
Irwan juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut bekerja sama dalam produksi film Ir. H. Djuanda Pemersatu Laut Indonesia, dan film-film lain tentang tokoh Muhammadiyah. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News