fenomena “People Pleaser” lagi mewabah di kalangan milenial. Apa sih yang dimaksud People Pleaser itu?
Budi Jaya Putra. S.Th.I., M.H, Kepala Pusat Tarjih UAD dan juga dosen UAD Program Studi Ilmu Hadis, menjelaskan tentang apa yang dimaksud People Pleaser tersebit.
Menurut dia, yang disebut People Pleaser itu adalah individu yang selalu berupaya keras untuk membuat orang lain merasa bahagia dan puas.
“Bahkan, mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, dan emosi mereka demi kebahagiaan orang lain,” katanya dalam Kajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, Ahad (13/8/2023)
Dia lalu mengutip Dr. Susan Newman, seorang pakar psikologi, yang menyebutkan jika seorang People Pleaser cenderung menggunakan berbagai cara untuk menghindari mengecewakan orang lain.
Budi juga menjelaskan bagaimana seseorang dapat berhenti menjadi People Pleaser melalui beberapa langkah praktis.
Pertama, dia mengingatkan pentingnya berpikir sejenak sebelum menerima permintaan dari orang lain.
“Tidak semua permintaan perlu dipenuhi, dan penting untuk bisa membedakan mana permintaan yang benar-benar perlu bantuan dan mana yang hanya memanfaatkan kita,” jelas Budi.
Selanjutnya, dia menyarankan agar kita tidak terlalu cepat meminta maaf atas kesalahan orang lain.
Meski pun meminta maaf merupakan tindakan yang baik setelah melakukan kesalahan, namun meminta maaf atas kesalahan orang lain dapat membentuk kebiasaan yang tidak sehat dan merugikan diri sendiri.
Dia menambahkan, ada satu lagi langkah penting, yakni keluar dari lingkungan yang beracun (toxic).
“Terkadang, kita bisa tanpa sadar terjebak dalam lingkungan yang selalu menuntut dan membuang energi kita. Untuk mengatasi hal ini, kita untuk memiliki keberanian berdiri sendiri dan mulai menjauh dari lingkungan yang toxic,” kata Budi.(*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News