“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
Ayat tersebut mengingatkan agar kita semua kelak ketika ajal tiba, meninggal dunia dalam keadaan beriman kepada Allah Swt. Inilah yang disebut dengan husnul khotimah.
Husnul khotimah adalah tolok ukur satu-satunya apakah seseorang sukses dalam hidupnya atau tidak.
Memang banyak tolok ukur kesuksesan dalam hidup ini, seperti hidup kaya raya, memiliki jabatan tinggi, dihormati dalam masyarakat, hidup dalam kondisi kesehatan yang prima dan sebagainya.
Namun apalah arti hidup kaya raya, jika ketika meninggal dunia seseorang tak mampu menyebut nama “Allah”.
Apalah arti menduduki jabatan tinggi, jika di akhir hayat seseorang tidak mengenal siapa Sang Penciptanya.
Apalah arti hidup mulia dan dihormati di tengah-tengah masyarakat, jika di akhir hayat seseorang mati dalam keadaan ingkar.
Husnul khotimah perlu diupayakan oleh siapa saja yang menginginkan surga dan menetap disana untuk selamanya. Cara kita mengupayakan agar diberi husnul khotimah adalah selalu bertakwa kepada Allah SWT, kapan pun dan di mana pun kita berada.
Husnul khotimah tidak hanya harus diupayakan secara terus menerus, tetapi harus pula selalu dimintakan kepada Allah SWT agar diberi husnul khotimah.
Jangan sampai kita lupa tidak memohon husnul khatimah kepada Allah Swt dalam setiap doa kita karena husnul khotimah merupakan puncak dari semua kesuksesan di dunia ini.
Untuk meraih husnul khotimah tidak mudah karena setan bisa saja mengambil kesempatan di saat akhir menjelang kematian seseorang. Setan bisa saja berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkannya dengan segala cara.
Ketika seorang hamba mendekati ajalnya maka duduklah dua setan di sampingnya. Setan yang berada di sebelah kanan yang menyerupai ayahnya mengatakan: “Wahai anakku, aku sangat sayang dan cinta kepadamu.
Jika kamu mau mati, maka matilah dengan membawa agama Nasrani sebab itu adalah sebaik-baik agama.”
Sedangkan setan yang di sebelah kiri, yang menyerupai ibunya, mengatakan: “Wahai anakku, perutku dahulu tempat hidupmu dan air susuku sebagai minumanmu serta pangkuanku sebagai tempat tidurmu, maka aku minta hendaknya kamu mati dengan membawa agama Yahudi sebab itu adalah sebaik-baik agama.”
Agar kita terhindar dari upaya penyesatan oleh setan yang akan menjerumuskan kita, maka Rasulullah Saw memberikan tuntunan kepada kita berupa doa memohon kepada Allah agar senantiasa menetapkan iman kita sampai akhir hayat kita.
Husnul khotimah merupakan karunia terbesar dari Allah Swt yang tak tertandingi oleh apa pun.
Di saat setan terus melakukan berbagai godaan dan penyerupaan menjelang kematian seseorang, hanya Allah yang dapat menjaga dan menyelamatkan iman orang tersebut.
Ada empat cara yang bisa dilakukan seseorang untuk meraih husnul khotimah sebagai berikut:
1. Menjaga iman dan ketakwaan kepada Allah Swt secara istikamah.
Siapa pun yang menginginkan terjaga iman dan ketakwaannya hendaknya menjauhi benar-benar hal-hal yang bisa merusak iman dan ketakwaannya.
Kita harus bertobat dari segala dosa dan kemaksiatan, apalagi terhadap syirik .
Hal itu bisa dicapai, di antaranya dengan membaca doa seperti yang diajarkan Rasulullah Saw:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik menyekutukan-Mu sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui.”
2. Berusaha sungguh-sungguh memperbaiki lahir batin.
Hendaknya, niat dan tujuan semua amal saleh harus benar-benar bersih lahir batin. Tidak ada niat dalam beribadah kecuali semata-mata karena untuk mencari rida Allah SWT sebagaimana yang kita ucapkan dalam doa iftitah setiap kali memulai salat:
“Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
3. Senantiasa berdoa kepada Allah agar diwafatkan dalam keadaan iman. Nabi Yusuf AS memberikan contoh doa husnul khotimah, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
رَبِّ قَدْ اٰتَيْتَنِيْ مِنَ الْمُلْكِ وَ عَلَّمْتَنِيْ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَ حَا دِيْثِ ۚ فَا طِرَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ اَنْتَ وَلِيّٖ فِى الدُّنْيَا وَا لْاٰ خِرَةِ ۚ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِا لصّٰلِحِيْنَ
“Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi.
(Wahai Tuhan) Pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.”(QS. Yusuf 12: Ayat 101)
4. Senantiasa berzikir kepada Allah dalam keadaan apa pun.
Allah Swt berfirman:
فَا ذْكُرُوْنِيْۤ اَذْكُرْكُمْ وَا شْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 152)
Ayat di atas menegaskan janji Allah bahwa siapa pun yang senantiasa berzikir kepada Allah Swt, maka Allah akan senantiasa mengingat orang itu.
Allah akan selalu memberinya petunjuk dan pertolongan hingga orang itu meninggal dalam keadaan mengingat-Nya.
Mudah-mudahan kita semua senantiasa mendapat hidayah dari Allah Swt, dapat melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan apa yang menjadi larangan-larangan-Nya.
Ketika ajal tiba, kita tetap dalam keadaan iman, Islam dan ihsan sehingga kita memperoleh husnul khotimah. Aamiin. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News