Majelistabligh.id – Allah SWT maha kaya dan maha bijaksana kepada hamba-Nya. Betapa tidak, seorang hamba yang mengeluarkan keringat sedikit, tapi oleh Allah SWT dibalas dengan kebaikan yang melimpah.

Amalan kebaikan yang ringan tapi memperoleh balasan berlipat-lipat itu terjadi pada Nabi Musa AS, yang mengalami situasi batin tertekan, takut dan lapar. Allah SWT berfirman:

فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰٓ إِلَى ٱلظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَآ أَنزَلۡتَ إِلَيَّ مِنۡ خَيۡرٖ فَقِيرٞ

Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS. Al-Qashash : 24)

Dengan hanya berbekal kebaikan mengambilkan air untuk hewan ternak orang, Allah SWT membalas kebaikan Musa dengan memberi makan dan jodoh. Bahkan, muncul rasa aman dan ketenangan. Subhanallah.

Hal itu sebagaimana firman Allah dalam al Qur’an durat Al-Qashash ayat 25.

فَجَآءَتۡهُ إِحۡدَىٰهُمَا تَمۡشِي عَلَى ٱسۡتِحۡيَآءٖ قَالَتۡ إِنَّ أَبِي يَدۡعُوكَ لِيَجۡزِيَكَ أَجۡرَ مَا سَقَيۡتَ لَنَاۚ فَلَمَّا جَآءَهُۥ وَقَصَّ عَلَيۡهِ ٱلۡقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفۡۖ نَجَوۡتَ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Artinya: “Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu, dia berkata, “Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.” Ketika (Musa) mendatangi ayahnya (Syuaib) dan dia menceritakan kepadanya kisah (mengenai dirinya), dia (Syuaib) berkata, “Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zhalim itu.”

Baca Juga : Mengenali Potensi Anak Dalam Islam

Subhanallah. Al Qur’an benar-benar sangat inspiratif dan produktif dalam menunjukan jalan jariyah bagi hamba-Nya yang rela memasrahkan dirinya secara tulus di jalan kebaikan.

Adakah agama selain Islam yang demikian detail menuntun pemeluknya untuk menanam benih kebaikan ?
Allah SWT benar-benar maha pemurah dalam menginspirasi penanaman benih jariyah.

Penulis: Dr. SLAMET MULIONO REDJOSARI, Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini