Mengenali Potensi Anak Dalam Islam
Mengenali Potensi Anak Dalam Islam

Kenali Potensi Anak, Kita sebagai manusia dilahirkan dengan potensi masing-masing. Setiap individu memiliki potensi berbeda. Begitu juga dengan anak-anak kita juga memiliki potensi yang berbeda. Sebagai orang tua kita punya tugas membimbing, mengembangkan potensi anak kita dan mengarahkan untu selalu dijalan Allah Swt. Setiap anak memiliki dua potensi dasar sejak dilahirkan.

mengenali potensi anak dalam islam
mengenali potensi anak dalam islam, foto: via https://parenting.dream.co.id

Pertama Anak Adalah Fitrah

yaitu kecendrungan untuk selalu berperilaku baik. Bahkan sejak di dalam kandungan, anak telah melakukan persaksian dengan Allah bahwa Allah adalah Tuhan (Allah) yang berhak disembah. Dengan demikian potensi fitrah yang sudah ada pada anak harus dijaga dengan baik.Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf: 172:

Artinya: “Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka, dan Allah mengambil persaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul, Engkaulah Tuhan kami, kami menjadi saksi.” (QS. Al-A’raf:172)

Ternyata potensi fitrah, kecendrungan anak untuk selalu menuhankan Allah banyak ternoda saat anak dilahirkan. Justru yang menodai fitrah anak adalah lingkungan sekitar. Bisa saja orang tua yang ada di rumah atau guru yang ada di sekolah. Kini banyak hal yang bisa membelokkan fitrah anak. Salah satunya adalah tontonan yang setiap saat dilihat oleh anak.

Artinya: “Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah, maka orang tualah yang menjadikan dia yahudi, majusi, dan nasrani”. (HR. Muslim)

Kedua, setiap anak cerdas.

Hanya kecerdasan setap anak berbeda. Pada dasarnya setiap anak yang terlahir sudah memiliki modal 10 sampai 15 milyard sel otak. Kemudian ada modalitas belajar untuk mengembangkan sel otak yang telah dimiliki sejak lahir. Ada tiga pintu masuknya segala informasi yang bisa memacu dedrit otak pada setiap anak, yaitu: pendengaran, penglihatan, dan hati. Allah berfirman dalam QS. An-Nahl: 78

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan dari perut ibumu, sedang kamu tidak tahu sesuatu apapun. Lalu diberi -Nya pendengaran, penglihatan, dan hati, semoga kamu menjadi orang yang pandai bersyukur”. (QS. An-Nahl:78)

Ketika ketiga hal ini difungsikan dengan baik, maka potensi kecerdasan anak akan terus melejit. Sebaliknya, ketika ketiga hal ini kurang difungsikan dengan baik, maka potensi anak sulit berkembang.

Dua persoalan ini perlu dijadikan landasan dalalm pola pendampingan ke anak. Allah menciptakan manusia dengan konsep utuh. Selain memiliki potensi fitrah juga potensi kecerdasan. Dengan kata lain Allah menciptakan manusia sebagai produk sebaik-baik bentuk, yang terkait denga fisik dengan dilengkapi akal budi. Namun dikembalikan pada pola pengawalan orang tua.

Dua potensi ini seringkali berubah manakla pengawalan kurang maksimal, apa yang baik bisa berubah menjadi buruk. Jika pengawalannya kurang kurang bagus . semua persoalan bersumber dari tiga hal, yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati. Apa yang didengardan dilihat bisa mempengaruhi hati.  Allah berfirman dalam QS. As-Syams: 8-10

Artinya: “Maka Dia ilhamkan padanya sifat fujur dan sifat taqwa. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mau mengawal. Dan merugilah orang-orang yang mengotorinya”. (QS. As-Syams:8-10).

Menurut Howard Gardner, “bahwa hal yang terpenting bagi kita adalah menyadari dan mengembangkan semua ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya. Kita berbeda karena memilki kombinasi kecerdasan yang berlainan.

Apabila menyadari hal ini, setidaknya kita lebih punya peluang menangani berbagai masalah yang kita hadapi di dunia ini dengan baik.” Ingat bahwa Kunci menuju kesuksesan belajar dan bekerja adalah menemukan keunikan gaya belajar dan gaya bekerja Anda sendiri (Barbara Prasnig).

Dalam mendidik dan membimbing anak pasti ada sebuah masalah, serigkali anak kita menjadi fitnah/ ujian hidup, maka kita harus intropeksi diri sebagai orang tua, karena anak adalah titipan dari Allah.

Adapun tips untuk mengatasi masalah tersebut dengan mendekatkan diri kepada Allah, dibawah ini.

5 Cara Mengatasi Masalah

  1. Do’a Nabi Yunus (QS. Al-Anbiya’: 87)

Artinya:  “Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dholim.”

  1. Sibukkan diri yang bermanfaat (QS. Luqman:31/34)

Artinya: “Tidak ada satupun jiwa yang mengetahui, apa yang akan dia kerjakan besok”. Semua manusia mengalami sumpek dan galau, karena tidak ada satupun manusia yang tahu masa  depannya. mereka berharap bisa mendapatkan cita-citanya.

(HR. Muslim:6945, HR. Ahmad:9026)

Semangatlah untuk mengerjakan yang bermanfaat. Mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan malas-malasan.

  1. Serahkan urusan kepada Allah (QS. Ghaafir: 40/44)

Artinya: “Dan aku serahkan segala urusanku kepada Allah, sesungguhnya penglihatan Allah meliputi seluruh hamba-Nya, dan Allah akan membalas seluruh amal perbuatan”. 

  1. Jangan mengadu kepada manusia (QS. Yusuf: 12/86)

Do’a Nabi Ya’kub

Artinya: “Sesungguhnya aku mengadukan kesedihanku, kesusahanku hanya kepada Allah”

Baca Juga : Ikhlas, Benteng Yang Tidak Tertembus

  1. Perbanyak istighfar dan baca Qur’an (QS. Nuh: 10-12 dan Yunus:57)

Semoga anak keturunan kita semua senantiasa mendapatkan hidayah ilmu dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan aturan Allah dan Rosulnya.Amiin ya robbal alamin.

Judul Aseli Mengenali Potensi anak Penulis: M. Syukron Dian

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini