Tujuh Tanda Hati yang Bersih
foto: study.com
UM Surabaya

Banyak orang menginginkan ketenangan hidup. Mereka pun melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya. Alquran dan sunah memberikan petunjuk dan cara agar hati kita dijauhkan dari sifat-sifat negatif. Berikut tanda-tanda hati yang bersih:

1. Mentauhidkan Allah dan Mencintai-Nya

“Ada pun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah” (QS. 2 : 165)

Apabila hati itu dalam keadaan suci, maka di dalamnya hanya ada cinta kepada Allah dan cinta kepada semua yang dicintai Allah, benci kepada semua yang dibenci Allah, dan takut, harap dam tawakal hanya kepada Allah.

2. Mengikuti Rasul dan Para Sahabat Dalam Beragama

Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata :

وَلَا تَتِمُّ لَهُ سَلَامَتُهُ مُطْلَقًا حَتَّى يَسْلَمَ مِنْ خَمْسَةِ أَشْيَاءَ: مِنْ شِرْكٍ يُنَاقِضُ التَّوْحِيدَ، وَبِدْعَةٍ تُخَالِفُ السُّنَّةَ، وَشَهْوَةٍ تُخَالِفُ الْأَمْرَ، وَغَفْلَةٍ تُنَاقِضُ الذِّكْرَ، وَهَوًى يُنَاقِضُ التَّجْرِيدَ وَالْإِخْلَاصَ. وَهَذِهِ الْخَمْسَةُ حُجُبٌ عَنِ اللهِ

“Dan tidaklah sempurna kesucian pada hati kecuali apabila selamat dari lima perkara: kesyirikan yang membatalkan tauhid, bid’ah yang menyelisihi sunah, dan syahwat yang menyelisihi perintah (syariat), kelalaian yang bertentangan dengan zikir (ingat kepada Allah), serta hawa nafsu yang menyelisihi loyalitas (ittiba’ kepada Nabi) dan keikhlasan. Kelima perkara ini merupakan penghalang dari Allah” (Al-Jawaabul Kaafi hal 122)

3. Benci Kepada Dosa Dan Maksiat

Hati yang bersih itu akan merasakan sakit dan tersiksa jika ia melakukan maksiat dan dosa.

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu, serta telah menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan juga kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS. 49 : 7)

4. Sedih Jika Terluput Dari Amal Saleh

Dia akan menyesal apabila ketinggalan atau tidak sempat melaksanakan suatu ibadah.

“Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka itu datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan (untuk bisa berangkat berjihad), lalu kamu berkata:

“Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu”. Lalu mereka kembali, sedang mata mereka telah bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan” (QS. At-Taubah [9]: 92)

5. Semakin Zuhud Terhadap Dunia Dan Semakin Mendekatkan Diri Kepada Akhirat
Imam Ibnu Rajab رحمه الله berkata:

ولم يكن أكثر تطوع النبي صلى الله عليه وسلم وخواص أصحابه بكثرة الصوم والصلاة بل ببر القلوب وطهارتها وسلامتها وقوة تعلقها بالله خشية له ومحبة وإجلالا وتعظيما ورغبة فيما عنده وزهدا فيما يفنى

“Amalan sunah yang paling sering dilakukan oleh Nabi dan juga para sahabat dekatnya itu bukanlah dengan banyak berpuasa serta salat, akan tetapi dengan membersihkan hati dan juga menggantungkan hati kepada Allah dengan rasa takut, cinta, pengagungan serta berharap pahalanya dan zuhud akan apa-apa yang akan sirna (dunia)” (Lathaa-iful Ma’aarif hal 448)

6. Memiliki Akhlak Yang Mulia

Dari Abdullah bin ‘Amru رضي الله عنه, telah ditanyakan ke Rasulullah صلى الله عليه و سلم :

أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ قَالَ كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ صَدُوقِ اللِّسَانِ قَالُوا صَدُوقُ اللِّسَانِ نَعْرِفُهُ فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ قَالَ هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ لَا إِثْمَ فِيهِ وَلَا بَغْيَ وَلَا غِلَّ وَلَا حَسَدَ

“Manusia yang bagaimanakah yang paling utama ?” Beliau menjawab : “Setiap (orang) yang hatinya makhmum dan lisan (ucapannya) benar”. Mereka pun berkata:

“Perkataannya yang benar telah kami ketahui, lalu apakah maksud dari hati yang makhmum?”

Beliau bersabda : “Hati yang bertakwa dan bersih, tidak ada dosa dan kezaliman padanya, serta kedengkian dan hasad” (HR. Ibnu Majah no. 4216, lihat Silsilah ash-Shahiihah no. 948)

7. Banyak Beribadah Kepada Allah, Serta Selalu Rindu Untuk Beribadah Kepada-Nya

“Dan orang-orang yang telah menghabiskan waktu malamnya untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri” (QS. 25 : 64)

Utsman bin ‘Affan رضي الله عنه berkata:

“Sekiranya hati kita ini bersih, maka ia tidak akan bosan membaca Alquran.” (Ighaasatu al-Lahfan min Mashaa-id asy-Syaithan I/64). (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini