Ajaran Rasul Tentang Mendahulukan yang Kanan
foto: : chanakon laorob/getty images

Untuk perkara yang baik-baik, hendaklah mendahulukan yang kanan. Berbeda ketika melepas sesuatu atau memulai sesuatu yang jelek, maka hendaknya dimulai dari yang kiri.

Inilah di antara adab yang diajarkan dalam agama kita, Islam.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika menyisir rambut dan ketika bersuci, juga dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhari 186 dan Muslim 268).

Rasulullah saw dalam banyak perbuatannya senantiasa mendahulukan bagian anggota yang kanan.

Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani menyebutkan dengan menukil ucapan Al Imam An Nawawi bahwa ucapan Beliau saw: ” وفي شأنه كله (dalam segala perbuatannya)”, menunjukkan kalimat ‘aam makhsuus (kalimat umum yang dikhususkan).

Di mana tidak semua perbuatan yang beliau kerjakan dimulai dari anggota yang kanan, sebagaimana banyak perbuatan yang beliau mulai dengan anggota yang kiri, seperti ketika masuk ke dalam kamar mandi, atau ketika keluar dari masjid, dan lainnya.

Kandungan Hadis:

1. Dalam hadis ini terdapat penjelasan tentang keutamaan para Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anhun, dan secara khusus ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia seorang wanita berilmu lagi paham agama, lagi bertakwa dan wara’.

Ia sangat antusias untuk mencari tahu tentang sunah Nabi dan menyebarkannya, agar umat Islam mengetahui keadaan-keadaan yang mendetail dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga mereka bisa mengikuti beliau.

2. Hadis ini menunjukkan disunahkannya memulai dengan sebelah kanan sesuai kandungan dalam hadis, dan apa yang disebutkan dalam hadis di sini hanya bersifat contoh saja, bukan berlaku pada apa yang disebutkan.

Kaidah dalam perkara ini bahwa setiap yang berhubungan dengan hal-hal yang mulia dan keindahan dimulai dengan kanan, dan perkara-perkara yang tidak demikian dimulai dengan sebelah kiri.

Dan di antara contoh yang dimulai dengan sebelah kiri atau menggunakan tangan kiri, masuk ke toilet, keluar dari masjid, melepas pakaian, bersuci dari hadas, membersihkan rongga hidung dan lain-lain.

3. Agama kita, Islam, adalah agama yang sempurna, mengarahkan umatnya kepada segala yang memperbaiki urusan mereka, meninggikan kedudukan mereka dan membedakan mereka dari penganut agama lain, serta memberikan manfaat bagi mereka di dunia dan akhirat.

Tidak ada kebaikan kecuali telah menunjukkan umat kepadanya dan tidaklah ada keburukan kecuali telah memperingatkan umat darinya.

4. Analog terhadap kabar dari hadis tersebut adalah seperti peristiwa pada hari penerimaan rapor anak-anak di sekolah.

Dapat disaksikan bila siswa menerima rapor dengan hasil baik (lulus ujian), maka ia akan memamerkannya kepada teman-teman dan kaum kerabatnya.

Berbeda dengan siswa yang tidak lulus, maka ia akan berandai-andai agar tidak pernah menerima rapor, apalagi sampai melihatnya.

Tema hadis yang berkaitan dengan Alquran:

Alquran sebagai sumber hukum Islam menyebutkan penggolongan manusia di akhirat kelak. Menariknya ialah penggolongan umat manusia menjadi dua golongan.

Pertama, golongan yang menerima buku catatan amalnya dengan tangan kanan. Golongan pertama ini sangat identik dengan orang-orang baik, taat kepada Allah Azza wa Jalla, dan memperoleh keselamatan, kebahagiaan, kenikmatan dan keberuntungan di akhirat kelak.

Saking gembiranya atas hasil catatannya yang baik, mereka berkemajuan memperlihatkannya kepada orang lain. Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah kitabku (ini)”. [al-Hâqqah/69:19]

Dan kedua, golongan yang menerimanya dengan tangan kiri. Mereka ini kumpulan orang yang dirundung kesedihan dan perasaan hancur karena buruknya catatan yang terkandung di buku amalan mereka.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini)”. [al-Hâqqah/69:25]. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini